JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemimpin Redaksi Majalah Gontor Adnin Armas mengkhawatirkan akan adanya krisis sosial yang begitu besar bila tidak ada ulama intelek. Hal itu diungkapkan pada konfrensi pers penyelengaraan kompetisi matematika dan studi Islam Fakhruddin ar Razi Competition (FRC) yang ketiga di Jakarta Rabu (2/10/2013).
Akan banyak sekali manfaatnya jika kompetisi matematika dan studi Islam ini diadakan, khususnya dalam hal pendidikan bagi anak. Untuk itu Majalah Gontor selaku event organizer akan melakukan peningkatan kwalitas event tahunan ini
“Melalui kompetisi ini anak-anak itu akan belajar tentang agama, kemudian menjadi peduli tentang ilmu khususnya dalam matematika.” ungkap Adnin.
Dia menambahkan sejak dini anak-anak ini di dorong untuk belajar, suatu kultur yang baik di saat merajalelanya kegemaran anak-anak akan game online dan sejenisnya. Kompetisi mendorong anak anak untuk belajar.
“Apalagi setelah lomba ini ada pembinaan seperti pesantren matematika. Kemudian nanti akan ada kompetisi-kompetisi lanjutan baik nasional maupun internasional. Jadi tidak putus acara ini selesai, selesailah. Tidak,” ujar direktur Insists ini.
Adnin menyebut setelah ajang intelektual FRC ini selesai, akan tetap ada jaringan yang membuat para peserta satu sama lain saling kenal. Waktu di pesantren itu mereka akan kenal dengan peserta dari daerah. “Suatu hal yang sangat positif sekali bagi pendidikan anak-anak usia dini,” tambahnya.
Kompetisi ini, kata Adnin dapat diikuti oleh siapapun anak Muslim, tanpa ikatan biaya tertentu. Artinya faktor biaya bukan hal yang pokok. Seandainya seorang anak ingin ikut kompetisi ini namun tak ada uang, hendaklah tak mengahalanginya untuk ikut serta. Karena biaya untuk mengikuti kompetisi ini adalah seikhlasnya.
Kompetisi matematika dan studi Islam ini dinamakan Fakhruddin ar Razi, nama sososk ulama yang luar biasa. Kata Fakhruddin sendiria artinya adalah artinya kebanggaan agama, nama ulama itu sebenarnya adalah Muhammad. Fakhruddinn ar Razi sosok ulama yang utuh lagi syumul. Dia hafal Quran, hafal hadits dan hafal banyak kitab diantaranya kitab yang tebal-tebal seperti As- Syamil al fi ushuluddin karya Imam Al Juwaini, Al Mustasyfa karya Imam Al Ghazali, Al Mu’tamad karya Abu Husein Al Bashri. Kitab-kitab itu adalah kitab yang tebal-tebal yang kalau dicetak hari ini bisa ratusan halaman jumlahnya.
Fakhruddin ar Razi pakar dalam bidang aqidah. Dia menulis buku berjilid-jilid tentang itu . Pakar perbandingan agama, pakar bahasa arab , pakar fiqih dan ushul fiqih, tafsir dan sebagainya ilmu-ilmu syariat Allah Ta’ala.
Pada saat yang bersamaan Fakhruddi ar Razi adalah ahli matematika, kedokteran, astronomi, fisika. Buku-buku karya beliau banyak bertebaran dalam bidang-bidang itu seperti dalam bidang kedokteran, buku beliau paling sedikit ada 6 judul. Setiap satu judul buku terdiri dari beberapa jilid. Beliau juga menulis tentang astronomi dan fisika.
Mencari sosok seperti Fakhruddin ar Razi hari ini masih susah. “Kita punya impian generasi seperti Fakhruddin ar Razi ini suatu saat akan terbentuk. Itu bisa dibentuk sejak usia dini,” kata Adnin. Anak-anak sejak usia dini belajar dengan tekun ilmu agama dan banyak berlatih matematika dalam suatu tempat yang terkonsentrasi penuh. Meski ini terlihat berat untuk dilakukan, namun bukan hal yang mustahil. Dengan tekun belajar dan berlatih, akan tercapai insya Allah.
“Kalau itu dilakukan meski pun berat maka akan muncul generasi Al Khawarizmi baru,” pungkasnya.
(azmuttaqin/arrahmah.com)