JAKARTA (Arrahmah.com) – Sekjen Front Pembela Islam (FPI), Sobri Lubis, tak ambil pusing dalam menanggapi pernyataan Wahid Institute yang menobatkan FPI sebagai organisasi masyarakat yang paling banyak melakukan pelanggaran kebebasan beragama di tahun 2012.
“Biasa itu, LSM cari duitnya seperti itu, menyebar berita fitnah, karena kalau enggak begitu nanti mereka enggak bisa isi perutnya,” ujar Sobri kepada Okezone, Sabtu (29/12/2012).
Kata Sobri, pernyataan dari pihak Wahid Institute melalui Koordinatornya yaitu Rumadi, aneh. Kekerasan beragama yang kerap dilakukan warga Nahdatul Ulama (NU) di Jawa Timur justru tak masuk dalam catatan akhir tahun mereka. Padahal hal itu juga kerap terjadi, namun tak disorot.
“Kekerasan NU di Jatim banyak, kekerasan polisi juga banyak tapi dia tidak mau ungkapkan, emang mereka duitnya dari sana, itu dapur mereka,” tuturnya.
Sementara terkait pelarangan ibadah bagi jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Bogor Jawa Barat, Sobri menegaskan bahwa pembangunan gereja tersebut ilegal atau tak sesuai hukum. Sobri memastikan, FPI tak akan mempermasalahkan pembangunan rumah ibadah jika sesuai prosedur.
“Dekat markas FPI ada lima gereja, semua rukun, enggak ada yang kita persoalkan,” tegasnya.
Lanjut Sobri, terkait GKI Yasmin, warga menolak lantaran jemaat ingin membangun gereja didekat pemukiman mereka dengan mengatasnamakan dari pihak gereja, padahal pihak gereja sendiri tak mengizinkan. Hal itu lah yang membuat gesekan-gesekan dimasyarakat.
“Itu namanya penipuan, pelanggaran hukum. Wahid Institute justru membela, dan menjelek-jelekan umat Islam, menjelek-jelekan pemerintah,” tuturnya.
Oleh karenanya, sambung Sobri, FPI tak ambil pusing atas pernyataan dari Wahid Institute. “Anjing menggonggong kafilah berlalu,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)