SOLO (Arrahmah.com) – Reaksi keras dilontarkan Front Pembela Islam (FPI) Surakarta menyusul adanya penolakan terhadap rencana pemakaman Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan Ario Sudarso alias Suparjo Dwi A alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin serta Susilo alias Adib.
FPI Surakarta juga menilai bahwa penolakan ini bukan murni kehendak warga melainkan provokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
“Kami sangat menyesalkan tindakan diam kepolisian yang terkesan membiarkan provokasi serta pemasangan spanduk penolakan terhadap jenazah Urwah dan Susilo,” ujar Ketua DPW FPI Surakarta, Choirul Rus Suparjo, Kamis (24/9).
Bahkan FPI mengaku telah melakukan investigasi dan mengantongi oknum-oknum yang melakukan upaya provokasi terkait penolakan pemakaman jenazah Urwah, Susilo maupun Aji. Hanya saja Choirul enggan menyebutkan secara spesifik siapa oknum yang dimaksudkan. “Yang jelas dari LSM,” tandasnya.
Secara tegas FPI meminta agar oknum-oknum ini diminta untuk segera menghentikan cara cara yang membuat kondisi tidak aman di wilayah Solo dan sekitarnya.
Lebih jauh Choirul mengungkapkan, pihaknya menilai bahwa bentuk penyergapan yang dilakukan Densus 88 di kampung Kepuhsari, kelurahan Mojosongo, kecamatan Jebres Solo beberapa waktu lalu merupakan pelanggaran HAM yang berat.
“Semestinya Densus 88 bersikap jantan dan bisa menangkap hidup-hidup kepada orang yang disinyalir sebagai teroris,” katanya.
Terkait hal ini, kapolri diminta untuk menghentikan cara-cara yang tidak manusiawi yang dilakukan Densus 88, baik dalam operasi penyergapan maupun dalam introgasi kepada orang yang dituduh teroris.
“Kami juga meminta kepada DPR RI untuk mengkaji ulang keberadaan Densus 88,” pungkasnya. (okz/arrahmah.com)