JAKARTA (Arrahmah.com) – Dukungan dan ucapan selamat KH Said Aqil Siradj kepada Barack Obama menjadi bukti bahwa Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu berharap mendapatkan gelontoran dana dari Amerika Serikat.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas seperti dilansir itoday, Jumat (09/11). Habib Muhsin mempertanyakan sikap Said Aqil yang menyatakan Obama lebih akomodatif terhadap Islam daripada Presiden AS sebelumnya.
“Obama itu tak ada ubahnya dengan Presiden AS lainnya, karena harus mengikuti kebijakan AS yang tidak senang dengan dunia Islam. Kalau ada ada orang Indonesia, termasuk Said Aqil mendukung Obama, berarti berharap dollar dari Obama,” tegas Habib Muhsin.
Menurut Habib Muhsin, tidak aneh jika Said Aqil Siradj memberikan dukungan ke Obama, karena Said mempunyai pikiran liberal yang berkiblat ke AS dan barat. “Orang-orang liberal termasuk Said Aqil selalu mendukung AS, mendewakan dan menganggap AS paling hebat. Padahal saat ini, AS sedang mengalami kebangkrutan,” ungkap Habib Muhsin.
Habib Muhsin meminta tokoh-tokoh Islam memahami bahwa kebijakan AS, termasuk di bawah Obama, dikendalikan orang-orang Yahudi yang lebih berpihak ke Israel dan memusuhi Islam. “Kebijakan AS selalu mendukung Israel dan tidak akan mendukung Palestina merdeka. Tokoh-tokoh Islam yang mendukung Obama itu terlalu lugu atau pura-pura tidak tahu,” kritik Habib Muhsin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj menilai Obama telah menjalankan kebijakan yang lebih akomodatif terhadap negara Muslim. Salah satunya, menetapkan kebijakan untuk menarik tentara AS dari Irak dan Afganistan secara bertahap dan menyerahkan kepada otoritas lokal.
Meskipun demikian, Said Aqil memberikan catatan, bahwa kebijakan luar negeri yang dilakukan Obama masih jauh dari harapan umat Islam. “Kebijakan AS di Timur Tengah yang selama puluhan tahun belum berhasil menciptakan situasi regional yang damai. Kita harapkan Amerika lebih adil dan lebih objektif dalam menyikapi situasi di Timur Tengah,” kata Said. (bilal/arrahmah.com)