SURABAYA (Arrahmah.com) – Front Pembela Islam (FPI) masih mempertimbangkan permintaan Polri untuk turut membantu mengamankan gereja pada saat misa Natal.
“Kami masih mempertimbangkan permintaan Polri karena jangan sampai kami mengamankan gereja malah menimbulkan fitnah,” kata Ketua Umum DPP FPI Habib Rizieq bin Husein Syihab di Surabaya, Kamis (23/12/2010).
Terkait peringatan Natal, FPI sudah mengambil sikap dengan mengeluarkan lima maklumat, yakni menaati fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang perayaan Natal bersama.
Kemudian meminta umat Kristiani untuk tidak mengajak umat Islam menghadiri perayaan Natal, menjaga keamanan umat Kristiani yang merayakan Natal, meminta umat Kristiani tidak mengganggu umat Islam saat sedang merayakan Natal, dan mematuhi asas pluralitas.
“Ingat, yang kami anut adalah pluralitas, bukan pluralisme. Kami menghargai dan menghormati umat agama lain menjalankan ibadah, tapi jangan paksa kami untuk membenarkan ajaran agama lain,” ucap Rizieq, menegaskan.
Pihaknya pun siap membantu aparat TNI/Polri dalam mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru 2011.
Rizieq menegaskan bahwa selama ini FPI tidak pernah merusak gereja dan tidak pernah mengganggu pemeluk agama lainnya beribadat.
“Kami bertindak tegas, kalau ada permukiman yang disalahfungsikan sebagai gereja atau tempat ibadat lainnya karena itu melanggar Surat Keputusan Bersama Menteri,” katanya.
Kedatangan Rizieq ke Surabaya untuk melantik para pengurus DPD FPI Jatim dan 13 DPW FPI kabupaten/kota.
Kepada para pengikutnya, dia menyatakan bahwa FPI adalah organisasi kemasyarakatan yang patuh terhadap Pancasila dan UUD 1945, menghargai kebhinnekaan, dan menjaga keutuhan NKRI.
“Semua itu akan kami patuhi selama tidak melanggar ajaran dalam Alquran dan Hadis,” tuturnya. (ant/hid/arrahmah.com)