BANDUNG (Arrahmah.com) – Front Pembela Islam (FPI) Bandung Raya menggelandang lima pasangan diduga pasangan mesum dari satu hotel melati, Minggu (29/7) dini hari. Selain pasangan mesum, ratusan anggota FPI membawa satu kerat minuman keras lalu menyerahkannya ke kantor polisi untuk diproses secara hukum.
Polisi mengawal aksi ratusan anggota FPI yang turun ke jalan yang berlangsung hampir tiga jam. Tak terkecuali sejumlah petugas berbaju preman pun turut ambil bagian dan sebagian bergabung dengan massa FPI.
Pengamanan dilakukan di beberapa persimpangan jalan dan lokasi penting di Kota Bandung. Puluhan polisi berseragam lengkap bersiaga saat iring-iringan massa melintas.
Ketua Dewan Syuro So’irin, Ahmad Abdullah, mengatakan, aksi yang mereka lakukan sebagai upaya menjaga kemuliaan bulan Ramadan. Dia mengaku prihatin dengan masih adanya pelanggaran moral dan etika saat umat Islam berpuasa.
“Meski bulan Ramadan, masih banyak yang maksiat. Bulan Ramadan harus dihormati, dihargai, dan dimuliakan. Pemerintah sudah memberikan instruksi, tapi penjual minuman keras dan prostitusi masih berjalan. Jadi, FPI tetap melakukan aksi turun ke jalan,” kata Ahmad seperti dilansir tribunnews.
Menurutnya, FPI hanya membantu menemukan tindak pelanggaran. Sedangkan penindakan tetap diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan kepolisian. Oleh karena itu, kilah Ahmad, FPI menyerahkan semua hasil aksi turun ke jalan mereka saat itu juga ke polisi.
Disebutkannya, FPI tidak pernah menggelar aksi turun ke jalan sembrono tanpa koordinasi dengan aparat hukum, dalam hal ini kepolisian. Koordinasi diperlukan, tak lain bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Aksi dimulai Sabtu (28/7) sejak pukul 21.00. Anggota FPI berkumpul di kawasan perempatan Jalan Peta-Jalan Terusan Pasirkoja. Sekitar setengah jam kemudian, massa yang mayoritas berbaju dan bersorban putih ini bergerak menyisir beberapa ruas jalan di Kota Bandung.
Mereka menggunakan ratusan sepeda motor yang mengekor di belakang mobil komando FPI. Target pertama massa adalah satu kios di kawasan Jalan Pasirkoja. Para anggota FPI menyita beberapa kerat botol kosong minuman keras di sana. Wanita pemilik kios hanya bisa diam melihat tindakan tersebut. Massa pun meminta sang pedagang tidak lagi menjual minuman beralkohol.
Massa lalu bergerak memasuki ruas Jalan Soekarno-Hatta, berbelok ke Jalan Moh Toha. Di Hotel Arimbi, massa menemukan dua pasangan tanpa ikatan pernikahan yang diduga berbuat mesum.
Sebagian di antaranya dalam pengaruh minuman beralkohol atau minuman keras. Para anggota FPI kemudian menyita kartu identitas pasangan-pasangan itu untuk diserahkan ke polisi.
Iring-iringan massa berlanjut menuju Jalan Dewi Sartika. Tepat di depan Terminal Kebon Kalapa, puluhan anggota FPI lain yang sudah menunggu ikut bergabung dalam konvoi.
Kali ini, mereka menghentikan iring-iringan di Masjid Raya Jawa Barat. Massa menyisir alun-alun, namun tidak mendapati apa pun yang mereka anggap melanggar aturan atau hukum. Terutama mengotori sucinya bulan Ramadan.
Aksi FPI dilanjutkan ke Jalan Dalem Kaum, Lengkong Kecil, Jalan Sunda, dan Jalan Naripan. Mereka sempat berhenti di Hotel Larosa Jalan Naripan. Di lokasi ini, massa mendapati tiga pasangan bukan suami istri yang diduga berbuat mesum. Sama seperti sebelumnya, kartu identitas pasangan tersebut disita lalu diserahkan kepada polisi.
Meninggalkan Jalan Naripan, ratusan anggota FPI menyisir Jalan Braga. Mereka mengamati tempat-tempat hiburan di ruas jalan yang menjadi etalasenya Kota Bandung ini.
Di lokasi ini, tidak ada satu pun lokasi hiburan yang beroperasi. Massa kemudian bergerak memasuki Jalan Surniaraja. Di kawasan ini, mereka menangkap basah dua pria yang mengonsumsi minuman keras di pinggir jalan. Berniat melawan, laki-laki mabuk itu pun hampir menjadi bulan-bulanan massa. Beruntung polisi langsung mengamankan kedua pria tersebut menggunakan mobil patroli.
Aksi turun ke jalan FPI berlanjut ke Jalan Stasiun Barat. Namun massa tidak mendapati apa pun. Para anggota FPI menduga informasi turun ke jalan yang mereka lakukan bocor. Karena biasanya, di sekitar Stasiun Kereta Api Kota Bandung tersebut banyak pekerja seks.
Massa kemudian menyusuri Jalan Pasilkaliki, Pajajaran, Cicendo, Kebonkawung, Saritem, Kelenteng, Jalan Jenderal Soedirman, Jalan Jamika, hingga kembali ke perempatan Jalan Peta-Jalan Pasirkoja. Tidak ada temuan baru yang didapat para anggota FPI. Aksi turun ke jalan selesai sekitar pukul 00.15.
Ahmad menyebutkan, aksi turun ke jalan FPI akan terus berlanjut selama pelanggaran masih ada. FPI Bandung Raya pun berencana menggelar aksi turun ke jalan di wilayah Kabupaten Bandung dalam waktu dekat. Meski begitu, pihaknya mengaku akan terlebih dahulu mengeluarkan peringatan kepada pihak-pihak yang dianggap bandel sebelum aksi ke jalan FPI.
“Jika masih buka, kami kirim peringatan pada pemerintah, bahwa di tempat itu ada pelanggaran. Setelah itu baru kami turun ke jalan. Sebenarnya, setiap menemukan pelanggaran, langkah pertama yang kami lakukan adalah pemberitahuan, baik itu pada penjual minuman keras, pelaku prostitusi, atau lainnya yang melanggar,” kata Ahmad. (bilal/arrahmah.com)