PALESTINA (Arrahmah.com) – Warga Palestina telah menghadapi penghinaan harian dari polisi “Israel” di Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem, menyusul serentetan bentrokan mematikan di lokasi tersebut.
“Pasukan ‘Israel’ memaksa saya untuk melepas sepatu saya dan hampir juga melepas celana dan t-shirt saya sebagai prosedur harian,” kata Muhannad (17) kepada Ma’an. “Mereka mengancam untuk menahan dan memukul kami jika kami tidak mematuhi mereka.”
Pemuda Palestina lainnya, Ahmad Rajab (22), mengatakan: “Saya melewati wilayah Gerbang Damaskus terkadang tiga kali sehari, dan setiap kalinya mereka memeriksa saya dan meminta saya untuk melucuti beberapa pakaian saya dan memaksa saya untuk berdiri menghadap dinding untuk memeriksa identitas saya.”
Kota Tua Yerusalem telah menjadi salah satu titik fokus utama kekerasan “Israel” sejak gelombang kerusuhan melanda wilayah Palestina yang diduduki pada bulan Oktober tahun lalu, dengan gerbang Damaskus khususnya menjadi satu dari sejumlah lokasi bentrokan yang mematikan.
Pada Jum’at pekan lalu, seorang warga Palestina ditembak mati di luar pintu gerbang itu setelah dia menikam dan melukai dua petugas polisi perbatasan “Israel”.
Minggu sebelumnya, dua warga Palestina yang bersenjatakan senapan ditembak mati di sana ketika mereka berusaha untuk melancarkan serangan terhadap polisi perbatasan.
Pasukan “Israel” telah memberlakukan “langkah-langkah keamanan” yang ketat di pintu gerbang itu, yang merupakan sebuah jalan raya utama bagi warga Palestina untuk memasuki Kota Tua di timur Yerusalem yang diduduki.
Saja Kalouti (22) mengatakan ia melewati pintu gerbang itu baru-baru ini ketika pasukan “Israel” menahan seorang gadis yang mereka duga membawa pisau.
“Pada saat yang sama, tiga tentara ‘Israel’ menyerang saya dan memaksa saya untuk membuang tas dan ponsel saya ke tanah. Mereka memberi saya banyak pertanyaan. Dengan siapa Anda berbicara di telepon, ke mana Anda akan pergi? Di mana Anda bekerja, dan apa yang Anda bawa di dalam tas Anda?”
Lima warga Palestina lainnya, yang berusia antara 18 sampai 25 tahun, mengatakan bahwa saat mereka duduk di dekat Gerbang Damaskus menunggu teman-teman mereka, tentara “Israel” memerintahkan mereka untuk pergi dari sana.
Tindakan “Israel’ di sana menarik perhatian internasional pekan lalu ketika polisi “Israel” sempat menahan kepala biro Washington Post dan koresponden Yerusalem di Tepi Barat saat mereka melakukan wawancara di dekatnya.
Polisi “Israel” mengklaim mereka diberitahu wartawan itu “menghasut” warga Palestina untuk melakukan tindakan kekerasan.
Foreign Press Association sesudahnya mencela tindakan buruk “Israel” dan kepala asosiasi Yerusalem, Luke Baker, kemudian mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa polisi perbatasan “Israel” begitu agresif, melecehkan, dan mereka sangat cepat menggunakan taktik brutal.
Menyusul gelombang kekerasan pada Oktober tahun lalu, kelompok hak asasi “Israel” B’Tselem mengecam tindakan “Israel”, menyebutnya sebagai tindakan yang “sangat kebalikan dari apa yang seharusnya dilakukan”.
Berikut sejumlah foto yang menunjukkan penghinaan pasukan “Israel” terhadap warga Palestina setiap harinya di Gerbang Damaskus, yang dipublikasikan Ma’an News Agency pada Rabu (24/2/2016).
(banan/arrahmah.com)