JAKARTA (Arrahmah.com) – Meskipun berulangkali pihak kepolisian menegaskan bahwa kematian tukang ojek Muslim adalah murni kecelakaan, namun Umat Islam meragukan rilis pihak kepolisian tersebut.
Berikut adalah fakta-fakta yang diungkap Forum Umat Islam (FUI) bahwa tukang ojek Muslim itu dibunuh di daerah non Muslim.
FUI secara terang-terangan meragukan keterangan aparat Kepolisian yang menyatakan bahwa pemicu bentrokan itu adalah peristiwa kecelakaan tunggal Darmin Saiman, seorang tukang ojek Muslim. Sekjen FUI, Muhammad Al-Khaththath mengungkapkan keraguan tersebut juga dirasakan oleh keluarga almarhum Darmin Saiman di Ambon.
Kasus seperti ini menurut Al-Khaththath, bukan hal baru. Pasalnya kejadian serupa sebelumnya sudah pernah terjadi tiga kali sehingga hal ini menyulut kemarahan umat Islam.
“Kita menyangsikan keterangan kepolisian bahwa itu adalah kecelakaan tunggal. Karena menurut keterangan yang kita peroleh bahwa pihak keluarga di sana menyangsikan terjadinya kecelakaan tunggal jadi ada unsur penganiayaan. Bahkan kita mendengar kasus yang serupa ini sudah terjadi sebanyak tiga kali sehingga menimbulkan kemarahan dari Umat Islam,” jelas Al-Khaththath Senin malam (12/9/2011) usai launching Crisis Center Forum Umat Islam (FUI).
Sementara itu dikatakan Bernard Abdul Jabbar dari Forum Umat Islam (FUI), jumlah korban yang tewas dalam bentrokan di Ambon sebanyak 8 orang. Adapun, tukang ojek itu faktanya betul-betul dibunuh, bukan murni kecelakaan, seperti dikatakan pihak kepolisian.
“Saya punya fotonya, banyak bekas tusukan, sangat jelas sekali, ada unsur penganiyaan dengan motif dibunuh,” kata Bernard yang juga aktivis Hizbut Dakwah Islam (HDI).
Pernyataan Al-Khaththath tersebut senada dengan Ketua Presidium MER-C Joserizal Jurnalis SpOT, yang mengungkapkan banyak fakta dan kejanggalan dalam keterangan yang disampaikan polisi.
Kondisi janggal antar alain dilihat dari kondisi kepala almarhum Darmin Saiman yang pecah, sementara helmnya masih utuh. Selain itu, Joserizal juga mengungkapkan adanya luka tusuk di punggung semakin memperkuat dugaan bahwa tukang ojek Muslim itu bukan meninggal karena kecelakaan, tapi dibunuh dengan sengaja.
“Kabar dari pihak keluarga korban, helm milik tukang ojek yang tewas itu dalam keadaan utuh, tapi kepalanya pecah karenanya adanya benturan pukulan. Begitu juga ada luka tusuk di punggungnya,” jelasnya.
Terkait hal tersebut Joserizal mendesak pihak kepolisian agar melakukan otopsi ulang dan menjelaskan kepada publik dan media dengan sejujur-jujurnya, tentang apa yang sesungguhnya terjadi. (voaI/arrahmah.com)