(Arrahmah.com) – Kekerasan terhadap Muslim di Burma terus meluas. Sejumlah ekstrimis Buddhis melancarkan serangan membabi buta terhadap masyarakat Muslim dan properti mereka. Kekerasan dimulai sejak Rabu (20/3/2013) di Myanmar Tengah, tepatnya di kota Meiktila, di mana segerombolan musyrikin Buddhis menyerang kaum Muslimin dengan membakar masjid-masjid, rumah-rumah warga, dan sekolah-sekolah Islam.
Tragedi ini telah mengakibatkan kerugian besar di pihak Muslim dan korban tewas dan terluka, yang sebagian besarnya adalah Muslim sementara sejumlah kecil lainnya warga Buddhis.
Tragedi berawal dari perselisihan antara penjaga toko emas milik Muslim dan pelanggan Buddhis pada Rabu (20/3) pagi. Tidak jelas akar permasalahannya dan siapa yang salah di antara mereka, tetapi pelanggan itu adalah orang yang pertama kali menampar penjaga toko (perempuan) itu, menurut laporan warga setempat dalam sebuah opini yang dipublikasikan oleh M-Media pada Ahad (24/3). Setelah itu, lanjut laporan tersebut, penjaga toko lainnya (pria) memukul pelanggan itu dengan kursi.
Kemudian pertengkaran mereka meletus menjadi serangan besar-besaran karena pelanggan itu tidak pergi melapor ke kantor polisi melainkan kembali dengan membawa massa yang banyak, para anggota “969”, mereka mulai menghancurkan toko emas itu dan berlanjut membakar rumah-rumah warga, masjid-masjid, serta sekolah-sekolah Islam di kota itu. Dan kemudian mulai membunuhi warga Muslim. Yang paling buruk adalah 28 siswa dan 4 guru di sebuah sekolah Islam dibakar hidup-hidup, menurut laporan tersebut.
Dalam laporan opini tersebut, warga itu mengatakan, “Saya ingin menyebutkan bahwa ada banyak Buddhis yang baik di Meiktila yang menyembunyikan para tetangga Muslim mereka ketika teroris 969 datang. Dikatakan bahwa para siswa dan guru sekolah Islam itu awalnya diberikan perlindungan oleh seorang tetangga Buddhis. Ketika ia menolak untuk memindah-tangankan orang-orang Muslim itu kepada para teroris itu, rumahnya dibakar bersama Muslim di dalamnya.”
Teroris “969” adadalah kampanye yang diorganisir oleh sebagian ekstrimis Buddhis yang menyebarkan surat-surat penebar kebencian yang menuduh umat Islam berencana untuk mendominasi negara Myanmar dan sebagainya. Meskipun surat itu adalah bohong, sebagian besar Buddhis meyakini surat itu adalah benar. Mereka merasa bahwa Muslim adalah ancaman bagi mereka.
Total korban tewas dan terluka serta jumlah bangunan Muslim yang hancur akibat serangan di kota ini masih simpang siur. Sebagian laporan mengatakan korban tewas mencapai 44 orang, sebagian mengatakan lebih dari 100 orang, sementara 800 rumah dan 11 masjid hancur. Muslim di Meiktila adalah minoritas, jadi jika 800 rumah dihancurkan maka diperkirakan hampir semua warga Muslim kehilangan tempat tinggal. Sebagian kecil warga Buddhis juga menjadi korban.
Serangan serupa dari para ekstrimis itu juga terjadi di beberapa kota lainnya di Myanmar. Memaksa ribuan warga Muslim mengungsi.
Tragedi ini tidak hanya menyisakan kerugian besar dan kesedihan mendalam, tetapi juga mengacaukan hubungan bertetangga umat Islam dan umat Buddha yang telah berdampingan selama ini.
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Qs. 5:82)
Sumber foto: Thestateless.com
(siraaj/arrahmah.com)