JAKARTA (Arrahmah.com) – Alhamdulillah, penggalangan dana yang dilakukan Forum Indonesia Peduli Suriah (FIPS) dalam acara tabligh akbar yang diadakan Yayasan Perguruan As Syafi’iyah di Masjid al Barkah As Syafi’iyah, Jakarta, Minggu (9/12), berhasil mengumpulkan sejumlah dana bantuan untuk rakyat Suriah.
“Alhamdulillah dana terkumpul dari tabligh ini sebesar 7 juta rupiah,” ungkap Hardiansyah, salah satu relawan FIPS kepada arrahmah.com, Minggu pagi (9/12) Jakarta.
Dalam tabligh akbar tersebut, FIPS menghadirkan juga seorang ulama Suriah, Syaikh Muhammad al Khatib as Suri. Pada kesempatan tersebut, Syaikh Khatib menceritakan kondisi terakhir yang sedang dialami oleh rakyat Suriah. Di antaranya, selama 21 bulan, rezim Presiden Bashar al Assad telah melakukan pembantaian terhadap 50.000 rakyatnya sendiri.
Kejahatan kemanusiaan ini melebihi yang dilakukan rezim Presiden Hafez al Assad (Ayah Bashar al Assad) yang juga melakukan pembantaian massal terhadap anggota Ikhwanul Muslimin Suriah di Kota Hama pada tahun 1982 yang menewaskan 30.000 orang.
Meski, pembantaian yang dilakukan Hafez al Assad hanya berlangsung selama sehari, sedangkan pembantaian yang dilakukan Bashar al Assad selama 21 bulan. Namun bagaimanapun ayah dan anak sama-sama kejamnya.
“Saat ini setiap harinya paling tidak 100 umat Islam Suriah dibunuh tentara rezim Bashar al Assad. Karena begitu kejamnya Bashar Assad, sampai sebanyak 50 Jenderal Suriah membelot ke Free Syria Army (FSA) untuk melawan kekejaman rezim yang berideologi Sosialis Ba’ats dan Komunis tersebut,” ungkap ulama asli Suriah yang juga dosen di LIPIA Jakarta, yang sebulan lalu baru saja pulang untuk menengok keluarganya di Suriah.
Rezim Assad sekutu Israel
Syaikh Muhammad al Khatib as Suri juga menjelaskan, bahwa secara diam-diam rezim Bashar al Assad bekerjasama dengan Israel dengan menjadi penjaga perbatasan di Dataran Tinggi Golan agar tetap aman bagi Israel. Sebab dikhawatirkan oleh Israel dan AS, jika Bashar al Assad sampai jatuh, maka Suriah akan menjadi negara Islam yang berakibat akan membahayakan keberadaan negara Israel. Karena, Suriah memiliki perbatasan cukup panjang dengan negara Yahudi tersebut.
“Oleh karena itu, sangat beda perlakuan AS ketika menghadapi Gadhafi dan Assad. Sewaktu menghadapi Libya, AS langsung melakukan serangan militer ke Tripoli. Sedangkan menghadapi Assad, AS dan NATO menolak melakukan intervensi militer ke Damaskus. Sebab Barat khawatir jika Assad jatuh, maka Suriah akan menjadi negara Islam yang bermusuhan dengan Israel,” tutur Syaikh Khatib.
Kondisi berbeda juga dialami oleh kaum Muslimin Suriah, ketika Bashar Assad menerima bantuan dari negara-negara sekutunya. Kaum Muslimin tidak dibantu secara signifikan oleh negara-negara lain.
“Rusia bantu senjata, Iran bantu dengan uang dan minyak mereka. Tetapi, rakyat Suriah dan Mujahidin tidak ada yang membantu. Kecuali mereka hanya berpegang dengan kalimat hasbunallah wani’mal wakil,” ujar Syaikh Khotib
Tabligh Akbar tersebut dihadiri pula oleh para ulama besar Betawi seperti Pimpinan Perguruan As Syafi’iyah, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie, KH Kasruni Ishaq serta ratusan umat Islam. Acara tersebut dimaksudkan untuk menggalang dana bagi umat Islam Suriah yang saat ini sedang menderita akibat kekejaman rezim Bashar al Assad. Untuk memulai sumbangannya, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie atas nama Perguruan As Syafi’iyah membantu Rp 5 juta untuk kaum Muslimin Suriah.
Syaikh Khotib juga menghimbau kaum Muslimin untuk selalu mendoakan keselamatan kaum Muslimin di Suriah dan mendoakan kemenangan Mujahidin melawan tentara Rezim Syiah Nushairiyah Bashar Assad.
“Jangan lupa berdoa untuk Muslim Suriah di waktu-waktu mustajab, karena setiap Muslim itu bersaudara,” ucapnya.
Selain menghadapi ancaman serangan tentara Assad, saat ini kaum Muslimin di Suriah juga sedang menghadapi musim dingin yang sangat hebat tanpa persiapan yang memadai. Maka dari itu, Hardiansyah mengatakan salah satu program yang difokuskan FIPS untuk Suriah adalah bantuan musim dingin.
“Kita sedang mengupayakan pembelian jaket dan pakaian hangat dalam jumlah besar untuk membantu pengungsi Suriah dalam menghadapi musim dingin yang dapat mencapai minus 4 derajat,” tandasnya.
Menurutnya, bagi kaum Muslimin yang ingin membantu pembelian jaket dan baju hangat, dapat langsung disalurkan melalui PT Bank BNI Syariah cab. Benhil No. Rek: 0275869158 a.n Bachtiar Nasir QQ Forum Indonesia Peduli Suriah atau melalui Bank Syariah Mandiri No. Rek : 7038. 9883. 97 a/n : Hilal Ahmar Yayasan.
Dana yang dibutuhkan untuk pembelian persatuan jaket itu sendiri adalah Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah). (bilal/arrahmah.com)