(Arrahmah.com) – Selected Wisdom (SW) merupakan sebuah blog yang menyediakan analisis, data, sumber dan komentar tentang berbagai isu termasuk “kontraterorisme”, keamanan nasional, penegakan hukum dan kebijakan pemerintah AS.
Terkadang, blog itu juga membahas topik yang terkait dengan pasar keuangan, strategi bisnis dan kebijakan energi. SW tampak berusaha untuk mengidentifikasi sumber-sumber informasi non-tradisional dan mempromosikan penelitian dan analisis yang besar.
Editor yang dipilih SW adalah Clint Watts, seorang yang menghabiskan satu dekade terakhirnya untuk menavigasi raksasa birokrasi “kontraterorisme” yang digunakan saat ini. Tugas yang dijalankan Clint termasuk bekerja dalam pemerintahan, sektor swasta, penegakan hukum dan akademisi.
Dia adalah mantan Petugas Infantri Tentara AS, mantan Agen Khusus FBI, dan mantan Pejabat Eksekutif Pusat Pemberantasan “Terorisme” di West Point . Saat ini, Clint adalah Peneliti Senior di Homeland Security Policy Institute di George Washington University (DC) dan Peneliti Senior di Foreign Policy Research Institute (Philadelphia).
Pandangan, komentar, serta konten dalam SW merupakan sudut pandang para penulis dan editor blog tersebut. Isi dan pendapat yang diungkapkan dalam forum itu tidak mewakili pandangan pemerintah, korporasi, kelompok politik, atau penyumbang keuangan.
Bagi mereka, jika pembaca tidak menyukai sesuatu yang tertulis di dalamnya, pembaca bisa menyalahkan Clint Watts yang menurut mereka merupakan seorang profesional yang mengusai bidang analisa dan pengalaman di sejumlah aspek.
Dalam sebuah tulisan yang dimuat pada Jum’at (31/1/2014), SW menyorot isu “kontraterorisme” dengan mengangkat analisa mengenai jihad di bumi Syam. Dalam hal ini, mereka memandang semangat jihad mujahidin sebagai ancaman besar bagi Barat. Riset demi riset mereka lakukan untuk membantu kebijakan dan mengatur strategi pemerintah mereka untuk memerangi perjuangan mujahidin dalam mengembalikan kejayaan Islam.
Analisa itu mereka beri judul In Syria: Focus on Jabhat al-Nusra First, ISIS Second (Di Suriah: Fokuslah pada Jabhah Nushrah dulu, baru ISIS). Berikut terjemahan tulisan yang menggambarkan betapa seriusnya mereka dalam memantau dan mencari cara untuk memerangi umat Islam.
Di Suriah: Fokuslah pada Jabhah Nushrah, kemudian ISIS
Selama beberapa minggu terakhir, saya telah menulis posting blog dan artikel dengan sejumlah kolaborator. Posting-posting terkait Suriah ini mencoba untuk mengkarakterisasi kelompok jihad yang berbeda di Suriah dan bagaimana kita harus mencari metode baru untuk memerangi mereka. Menurut penilaian saya: “Semua kelompok jihad di Suriah tidak diciptakan sama”.
Sementara Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Iraq and Sham (ISIS), yang sebelumnya dikenal sebagai Al-Qaeda di Irak, telah mendapat perhatian banyak media karena pertempuran-pertempuran terakhir mereka melawan mujahidin lain dan untuk menguasai Anbar, Irak, saya jauh lebih memperhatikan tentang Jabhah Nushrah yang saya yakini sebagai afiliasi Al-Qaeda yang lebih cerdas dan lebih setia kepada Al-Qaeda Pusat.
Lebih penting lagi, saya yakin bahwa Jabhah Nushrah akan menjadi afiliasi Al-Qaeda Suriah, lebih dari yang lain, untuk mengejar operasi eksternal di luar Suriah melawan Barat dan khususnya AS. Sebagaimana yang saya tulis tiga minggu lalu:
“Karena ISIS memudar, fokuslah pada Jabhah Nushrah – Peringatan-peringatan ISIS telah mengisi berita utama baru-baru ini. Namun, seperti yang terlihat dalam pertempuran-pertempuran pekan terakhir ini, saya selalu berpikir bahwa ISIS akan membawa kematiannya sendiri melalui sektarianisme dan kekerasan ekstrem mereka.
Menurut pendapat saya , Barat harus berfokus pada Jabhah Nushrah. Dipimpin oleh Abu Muhammad Al-Jaulani, Jabhah Nushrah merepresentasikan afiliasi Al-Qaeda yang lebih cerdas dan kuat di Suriah – seekor “serigala berbulu domba” – membuka sebuah koalisi dan pemerintahan dalam jangka pendek, tapi kemungkinan menetapkan pada pendominasian negara dan melembagakan pemerintahan Syariah dalam jangka panjang.
Jika Aiman Az-Zhawahiri dan Al-Qaeda Pusat memiliki pengaruh di Suriah, ialah dengan Jabhah Nushrah. Jabhah Nushrah dan ISIS berperang satu sama lain pada kesempatan di Suriah dan ISIS mendorong masuk ke Suriah dari Irak melemahkan perlengkapan tempur asing Jabhah Nushrah. Dengan ISIS berada dalam kemunduran, Jabhah Nushrah telah mendorong maju merebut titik-titik kuat ISIS dan mereklamasi para pejuang asing. The Daily Star melaporkan:
“Aktivis lainnya, Abdallah Al-Sheikh, mengatakan bahwa beberapa pejuang ISIS Suriah tetap di tempat, tapi beralih kesetiaan kepada Jabhah Nushrah. Para komandan Jabhah Nushrah lebih didominasi oleh orang Suriah daripada orang asing dan berkoordinasi dengan Jabhah Islamiyah, namun baik ISIS maupun Jabhah Nushrah memiliki akar-akar mereka di Al-Qaeda di Irak.”
“Barat saat ini harus fokus pada tuas-tuas non-militer untuk melemahkan Jabhah Nushrah seperti bekerja keras untuk memutus donasi-donasi Teluk Persia untuk kelompok-kelompok ini dan menggunakan kampanye-kampanye informasi untuk mengkomunikasikan bahwa Jabhah Nushrah dan ISIS adalah dua kelompok Al-Qaeda yang berbagi visi yang sama untuk masa depan.”
Bukti lebih lanjut tujuan-tujuan berbahaya Jabhah Nushrah telah datang dari pemerintah AS sendiri minggu ini dan laporan-laporan berita dari Lebanon. Adapun yang pertama, tinjau laporan dari Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper ini:
“Kelompok ‘militan’ Suriah yang terkait dengan Al-Qaeda, Jabhah Nushrah, ingin menyerang Amerika Serikat dan tengah melatih kader pejuang-pejuang yang semakin berkembang dari Eropa, Timur Tengah dan bahkan Amerika Serikat, pejabat intelijen AS mengatakan pada Kongres pada hari Rabu… Dia mengatakan “Jabhah Nushrah, nama itu… memang memiliki aspirasi untuk menyerang tanah air.”
Untuk yang berikutnya, laporan-laporan terbaru dari Lebanon menunjukkan Jabhah Nushrah, seperti pesaingnya ISIS, dapat mendorong pengaruhnya dari Suriah.
“Kelompok, yang dinamai afiliasi Al-Qaeda Suriah, memposting sebuah peringatan pada akun Twitter-nya pekan lalu di mana mereka mengatakan [bahwa] daerah-daerah di mana ‘Hizbullah’ beroperasi merupakan “sasaran-sasaran yang sah”, AFP melaporkan.
Pesan itu datang tiga hari setelah empat orang tewas oleh sebuah bom mobil Haret Hreik – benteng ‘Hizbullah’ di pinggiran selatan Beirut. Jabhah Nushrah di Lebanon yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut, mengatakan [serangan] itu dilancarkan sebagai pembalasan atas apa yang dideskripsikan sebagai kejahatan ‘Hizbullah’ di Suriah. “
Saya berharap upaya-upaya kontraterorisme Barat lebih berfokus pada Jabhah Nushrah dari pada afiliasi-afiliasi Al-Qaeda lainnya di Suriah. Mereka adalah jaringan Al-Qaeda Pusat dan Az-Zhawahiri di Syam. Jika Al-Qaeda membentuk kembali organisasinya dan mewujudkan jaringan global yang kuat, Jabhah Nusrah merupakan kendaraan untuk mencapai pendakian ini.
(banan/arrahmah.com)