JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah KH M Zaitun Rasmin dalam ceramahnya di Masjid Baitul Ihsan, Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2016) menjelaskan mengapa organisasi yang dipimpinnya mengangkat tema “Sejuta Cinta untuk Indonesia.” Cinta, kata Kiai Zaitun, adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, supaya manusia hidup secara harmonis.
Cinta adalah sesuatu yang dirasakan oleh seseorang pada dirinya dan di luar dirinya, seperti cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya dan cinta kepada agama Islam. Termasuk cinta kepada orang tua, anak, istri, keluarga, kerabat, harta benda dan perniagaan.
Cinta kepada negeri, menurutnya, termasuk hal yang harus dijelaskan kepada umat. Ini karena belakangan beredar pemahaman yang salah bila cinta terhadap negeri tidak diperbolehkan.
“Cinta kepada negeri, kampung halaman, adalah cinta yang dibenarkan dalam Islam. Dia adalah bagian dari cinta yang manusiawi, sesuai fitrah manusia,” ungkap Kiai Zaitun
Dia membantah bila ada ungkapan yang menyebutkan bila nasionalisme adalah tidak Islami. Cinta kepada negeri, terang Kiai Zaitun, dibolehkan dalam Islam dengan dua syarat.
“Pertama, cinta kepada negeri tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah, Rasul-Nya dan dinul Islam. Sama dengan cinta kita kepada suami, istri dan anak yang tidak boleh melebihi rasa cinta kepada Allah Swt sebagaimana dalam Surat At-Taubah ayat 24,” jelas Wakil Sekjen MUI Pusat itu.
Syarat kedua, lanjutnya, rasa cinta kepada negeri tidak boleh membuat seseorang membenci orang lain hanya karena tidak senegeri dengan dirinya.
“Mencinta negeri silahkan, tapi jangan membenci negeri lain hanya karena kita tidak lahir di sana,” ungkap Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara itu.
Diketahui Wahdah Islamiyah, dalam rangkaian menuju Muktamar III pada Juli mendatang, terus menggelar Tabligh Akbar “Sejuta Cinta untuk Indonesia.”
Di Jakarta, Tabligh Akbar yang dirangkai dengan Tarhib Ramadhan 1437H dilaksanakan di Masjid Baitul Ihsan, Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5).
Bukti Cintah Wahdah
Selain dengan ungkapan, Wahdah Islamiyah juga membuktikan kecintaannya terhadap negeri ini dengan dakwah, pendidikan dan pembinaan umat.
“Sejuta cinta untuk Indonesia, bukan satu juta cinta. Itu menunjukkan cinta yang sangat banyak,” jelas Kiai Zaitun.
Bukan hanya diungkapkan, kecintaan Wahdah terhadap NKRI juga diwujudkan dengan melakukan pendidikan dan pembinaan umat. Hal ini dilakukan supaya umat ini menjadi kuat.
“Wahdah Islamiyah telah memiliki 174 sekolah di seluruh Indonesia. Ini sebagai sumbangsih dalam mendidik umat,” ungkapnya.
Selain sekolah, dia menyebut, organisasinya kini terus memperkuat pendidikan Alquran di seluruh level dengan berbagai metode.
“Wahdah Islamiyah menjadi pelopor pendidikan Alquran untuk dewasa dengan nama ‘Dirosah'”, tandasnya.
Alumni Universitas Islam Madinah ini menyebut, sekarang Dirosah telah ada di 126 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Targetnya, pada 2030 organisasi ini akan memiliki lembaga tahfidz di seluruh kota/kabupaten Indonesia. “Wahdah ingin mengembangkan lebih besar lagi program pembinaan Qur’an,” kata Zaitun.
Karena itu Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara ini memohon dukungan, bantuan dan doa untuk kelanjutan program Wahdah Islamiyah ke depan untuk mewujudkan Indonesia menjadi baldatun thayibatun wa rabbun ghafur. “Melalui pendidikan dan pembinaan kita akan perkuat negeri ini,” pungkasnya.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)