(Arrahmah.com) – Di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini, tiada yang semestinya lebih kita pikirkan selain perkara dosa-dosa kita. Dosa-dosa yang telah kita kerjakan di hari-hari yang telah berlalu. Dosa yang besar maupun dosa yang kecil, dosa yang lahir maupun dosa yang batin, dosa yang disengaja maupun dosa yang tidak disengaja, dosa yang diketahui maupun dosa yang tidak disadari.
Dosa-dosa kitalah yang paling layak menjadi bahan renungan kita, siang dan malam kita, pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan ini. Hendaknya besar dan banyaknya dosa kita senantiasa menjadi beban pikiran dan perasaan kita. Hendaknya besar dan banyaknya dosa kita menjadi tambahan bahan bakar yang memacu kita untuk lebih cepat meminta ampunan Allah Ta’ala dan memperbaiki amal kita di sisa-sisa usia kita, yang entah masih berapa lama.
Tidak ada artinya hari raya Idul Fitri jika kita tidak bertaubat secara nashuha dari dosa-dosa kita. Tidak ada nilainya datangnya bulan suci Ramadhan ini jika kondisi kita di bulan Syawwal nanti masih berlumuran dosa, seperti kondisi kita di bulan Sya’ban. Tidak ada istimewanya kehidupan kita jika dosa-dosa kita di bulan Syawwal belum berkurang, setelah kita melalui satu bulan Ramadhan.
Kita sangat perlu untuk memusatkan perhatian, pikiran dan perasaan kita kepada perkara dosa-dosa kita. Kita sangat perlu untuk mempergunakan hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan ini untuk mengejar ampunan Allah atas segala dosa kita.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَانْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Rugi dan hinalah seseorang yang namaku disebutkan padanya namun ia tidak mengucapkan shalawat untukku. Rugi dan hinalah seseorang yang mendapati bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berakhir sebelum ia mendapatkan ampunan Allah. Rugi dan hinalah seseorang yang mendapati masa tua kedua orang tuanya lalu kedua orang tuanya tidak memasukkannya ke surga [karena ia tidak berbakti kepada keduanya]. (HR. Tirmidzi no. 3545, Ahmad no. 7451, Ibnu Hibban no. 908 dan Al-Hakim no. 2016, sanadnya shahih)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، رَقِيَ الْمِنْبَرَ قَالَ:”آمِينَ , آمِينَ , آمِينَ”، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا؟ فَقَالَ:”قَالَ لِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ، أَوْ بَعُدَ، دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ، فَقُلْتُ: آمِينَ، ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ، أَوْ بَعُدَ، أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ يُدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، فَقُلْتُ: آمِينَ، ثُمَّ قَالَ: رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ، أَوْ بَعُدَ، ذُكِرْتَ عَنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ، فَقُلْتُ: آمِينَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam menaiki mimbar dan berkata: “Aamiin, aamiin, aamin.” Maka ditanyakan kepada beliau: “wahai Rasulullah, kenapa Anda mengucapkan hal itu?” Beliau bersabda: “Malaikat Jibril berkata kepadaku: ‘Rugi dan hinalah seseorang yang mendapati bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berakhir sebelum ia mendapatkan ampunan Allah.’ Maka aku katakan: Aamiin.
Malaikat Jibril berkata lagi kepadaku: ‘Rugi dan hinalah seseorang yang mendapati masa tua kedua orang tuanya atau salah satu dari kedua orang tuanya lalu orang tuanya tidak memasukkannya ke surga [karena ia tidak berbakti kepada keduanya].’ Maka aku katakan: Aamiin.
Malaikat Jibril berkata lagi kepadaku: ‘Rugi dan hinalah seseorang yang namamu disebutkan padanya namun ia tidak mengucapkan shalawat untukmu.’ Maka aku katakan: Aamiin. (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 646, Ibnu Khuzaimah no. 1888, Al-Bazzar no. 3169, Abu Ya’la no. 5922, Ibnu Hibban no. 907, dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 19/277, sanadnya hasan)
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, senang memberikan maaf, maka maafkanlah dosa-dosa kami.
(muhib al majdi/arrahmah.com)