BEIJING (Arrahmah.com) – Para peneliti mengatakan telah menemukan sebuah ‘strain’ (galur) atau jenis baru virus flu yang bisa berpindah dari babi ke manusia dan berpotensi jadi pandemi baru di China. Laporan ini sudah menjadi berita utama di berbagai media selama beberapa hari terakhir.
Menurut para ilmuwan, penemuan tersebut bagus karena ditemukan awal, sehingga dengan segera bisa membuat para pakar untuk membuat tes khusus untuk mengetahui lebih banyak mengenai virus tersebut, sebagaimana dilansir ABC News, Jumat (3/7/2020).
Namun yang perlu juga dimengerti jika sejauh ini tidak ada bukti adanya penularan antar manusia dari jenis virus baru tersebut.
Di saat virus tersebut ditemukan di tubuh para peternak babi di China lewat tes antibodi yang dilakukan sebelumnya, belum ada bukti jika virus ini mematikan.
China disebut sudah memiliki sistem pemantauan flu yang bagus di seluruh provinsinya. Mereka memantau flu babi, burung dan manusia, karena seperti yang ditulis oleh peneliti mereka “pemantauan sistematis virus flu di babi penting sebagai peringatan dini dan persiapan kemungkinan pandemi berikutnya”.
Dalam pemantauan terhadap flu babi dari tahun 2011 sampai 2018, para peneliti menemukan apa yang mereka sebut “genotype 4 (G4) dari flu burung Eurasian (EA) H1N1 yang barusan muncul.”
Dalam laporan penelitian, virus itu disebut G4 EA H1N1. Virus itu sudah ada sejak tahun 2013 dan menjadi virus flu babi H1N1 yang menjadi masalah besar di China di tahun 2018.
Diantara para peternak yang sudah menjalani tes, sekitar 10 persen (atau 35 orang dari 338 yang dites) menunjukkan mereka memiliki virus baru G4 EA H1NI tersebut dalam tubuh mereka.
Mereka yang berusia antara 18-35 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk memilikinya.
Angka itu masuk dalam kategori rendah dari keseluruhan jumlah sampel darah yang diambil dari mereka yang pernah berhubungan dengan hewan.
Para peneliti menemukan sejauh ini tidak ada penularan antar manusia. Virus tersebut menyerang jalur pernapasan manusia.
(ameera/arrahmah.com)