KABUL (Arrahmah.id) – Hamdullah Fitrat, Wakil Juru Bicara Imarah Islam Afghanistan, menyatakan bahwa ISIS telah diberikan izin untuk beroperasi di bawah pemerintahan Pakistan.
Menolak klaim Khawaja Asif, Menteri Pertahanan Pakistan, Fitrat mengatakan bahwa Imarah Islam memiliki bukti keberadaan ISIS di provinsi Balochistan, Pakistan.
Lebih lanjut Fitrat mengatakan: “Pusat produksi, pelatihan, dan pendanaan untuk ISIS berada di Balochistan dan daerah lain di Pakistan. Tampaknya mereka telah diizinkan untuk beroperasi di bawah perlindungan entitas-entitas ini dan melakukan kegiatan-kegiatan yang merusak. Semua ini didokumentasikan, dan kami memiliki bukti. Keamanan Pakistan dan isu-isu lainnya adalah masalah internal mereka dan tidak ada hubungannya dengan Afghanistan.”
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Pakistan mengklaim bahwa beberapa kelompok teroris, termasuk ISIS-K, aktif di tanah Afghanistan, lansir Tolo News (11/1/2025).
Khawaja Muhammad Asif mengklaim: “Menurut laporan terbaru dari Tim Pemantau PBB, lebih dari dua lusin kelompok ‘teroris’ termasuk TTP, Al-Qaeda, ISKP, ETIM dan IMU beroperasi di Afghanistan. Afghanistan tetap menjadi pusat perekrutan dan fasilitasi ISKP pada tahun 2024.”
Fazl Rahman Oria, seorang analis politik, mengatakan kepada Tolo News: “Rakyat Pakistan melakukan protes secara damai, dan dalam beberapa kasus, pemberontakan bersenjata telah terjadi karena mereka tidak lagi ingin penguasa saat ini tetap berkuasa. Untuk mengalihkan perhatian publik, tuduhan-tuduhan seperti itu terkadang dilontarkan terhadap Afghanistan dan terkadang terhadap India.”
Salim Paigir, seorang analis politik lainnya, mengatakan: “Dunia tahu bahwa sarang terorisme dan ISIS masih ada di Pakistan, dan mereka digunakan untuk melawan negara-negara tetangga, termasuk Afghanistan.”
Ketegangan verbal antara kedua belah pihak [Afghanistan dan Pakistan] telah meningkat setelah serangan udara Pakistan di distrik Barmal di provinsi Paktika.
Sehari sebelumnya, Pakistan juga melancarkan serangan artileri ke beberapa bagian provinsi Kunar, yang dikecam oleh Imarah Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)