BANDUNG (Arrahmah.com) – Kasus penghinaan/penodaan agama Islam oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terus bergulir. Teraktual, Forum Islami (FIS) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan bahwa Dedi Mulyadi adalah seorang penghayat sunda wiwitan.
Ustadz Suryana Nurfatwa, Presidium FIS mengatakan, FIS yang terdiri dari 11 Ormas Islam sudah punya fakta bahwa Dedi benar benar penghayat sunda wiwitan pimpinan Jati Kusumo
“Sunda wiwitan adalah agama bukan budaya, sekarang lagi agresif bergerak melalui Dedi yang sedang berkuasa sebagai bupati. Bahkan Dedi melangkah untuk merebut posisi gubernur Jabar supaya lebih leluasa menancapkan ajaran sunda wiwitan yang sesat itu. Sunda wiwitan bersembunyi di balik budaya sunda. Padahal sunda wiwitan adalah reinkarnasi paguyuban cara ajaran karuhun urang (PACKU) yang resmi dibekukan dan dinyatakan sesat oleh Bakorpakem Jabar SK no. 42/1982,” ungkap Ustadz Suryana kepada redaksi, Jumat (22/4/2016)
Ketua Umum Gardah ini juga mengatakan FIS telah mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar untuk mengurus fatwa sesat untuk Dedi, Kamis (21/4).
Ustadz Rafani, sekretaris MUI Jabar menyambut hangat tujuan tersebut. Sebab selama ini belum ada yang mengajukan hal seperti itu. Padahal gerakan protes terhadap Dedi luar biasa banyaknya dari berbagai elemen masyarakat.
Pada kesempatan itu Ustadz Rafani mengatakan bahwa MUI baru diminta oleh Polda Jabar untuk menjadi saksi ahli dalam kasus Dedi
Karena itu dirinya heran kalau sekarang Dedi menyebut kasus sesatnya dianggap beres. Padahal MUI belum bersaksi dan tidak ada informasi formal tentang kelanjutan kasus tersebut.
Sebelumnya terungkap data-data yang dianggap Dedi telah melakukan penistaan agama di antaranya seperti dalam buku ‘Kang Dedi Menyapa’ jilid 2. Lebih rinci, berikut ini beberapa poin yang intinya menilai Dedi telah menodai Islam.
- Didalam Buku ‘Kang Dedi Menyapa’ jilid 2:
1. Halaman 192: Ketika bicara Pancasila maka kita bicara ketuhanan yang Maha Esa, keragaman bertuhan.
2. Halaman 203: Nah inilah prinsip yang di luar alam pendidikan. Allah memahami Rasullah sebagai kekasihnya tetapi perlakukan Alah terhadap Rasullah justru mendidiknya dan membiarkan Rasullah sengsara.
- Penodaan agama dalam video:
1. Video Safari Ramadhan 2015 part 1, di menit 06.15-06.32. Dedi mengatakan,“Pemahaman kita dalam agama selama ini selalu memahami Alah itu dalam aspek yang formal, solatnya formal, puasanya formal, semuanya hubungan dengan Allah menjadi formal. Padahal hubungan dengan Allah itu hubungan percumbuan.”
2. Video Orasi Ilmiah KAHMI Dedi Mulyadi -Pelantikan HMI Cabang, di menit 19.00-19.12. Dedi mengatakan “Islam itu bagi saya, saya Sunda, saya dengan menjadi Sunda yang sebenarnya maka saya menjadi Islam yang sebenarnya, begitulah menurut saya.”
3. Masih di Video Orasi Ilmiah KAHMI Dedi Mulyadi -Pelantikan HMI Cabang, di menit 19.15-19.33. Dedi mengatakan “Dan kita punya karakter itu dan itu bisa dibuktikan di dalam sejarah ketika Islam masuk, semuanya menjadi bersenyawa karena orang Indonesia, orang nusantara sebelum Islam dari sisi kelembagaan datang sudah Islam dari sisi substantif sejak lama dan jauh lebih Islam dari orang Arab yang sebelumnya. Di sini saya tegaskan urang Sunda boga hak asup surga pangheulana.”
4. Video Dangiang, di menit 04.50-05.00. Dedi mengatakan “Supaya urang Indonesia teu cape mangkat ka Mekkah, mun kuring jadi Presiden Rek diinjem eta Kabah dipindahkeun ka Purwakarta. (Supaya orang Indonesia tidak cape ke Mekkah, kalau saya menjadi presiden mau pinjam itu Kakbah dipindahkan ke Purwakarta).”
5. Video Orasi Ilmiah Koordinator Presidium KAHMI Jawa Barat, 19 Desember 2014. Dedi mengatakan “Ketika sampah mulai bersatu dengan dirinya, maka di situ sampah menjadi harum. Kenapa? Karena Allah hadir pada sampah-sampah itu.”
6. Video Ceramah Sunda Kang Dedi Mulyadi, di menit 02.41-02.52. Dedi mengatakan“Kanjeng Rasulullah SAW ngajarkeun ka-Islam di tanah Mekkah, ngajarkeun naon eta teh? Ngajarkeun saripati ajaran Sunda nu dibawa ka tanah Mekkah. Pek tulis! (Rasulullah SAW mengajarkan pada Islam di Mekkah, mengajar apa? Mengajarkan sari-sari ajaran sunda yang di bawa ke Mekkah. Silahkan tulis!”
(azmuttaqin/arrahmah.com)