JAKARTA (Arrahmah.com) – Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI) mengingatkan masyarakat akan pentingnya membuka mata untuk membela rakyat Suriah dari kekejaman Bashar Al Assad. Demikian disampaikan Bachtiar Nasir, Lc, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Indonesia Peduli Suriah (FIPS).
Pernyataannya ini disampaikan dalam Seminar Kemanusiaan Peduli Rakyat Suriah bertema “Derita Suriah Kepedulian Indonesia’ yang diadakan oleh KKI di Jakarta, Hari Sabtu (19/01/2013) seperti dilansir hidayatullah.com.
Menurut Bahtiar, pada bulan Februari 2013 ini, konflik Suriah sudah masuk tahun ketiga. Menurut catatan dari laporan FIPS, hingga 18 Januari 2012 telah jatuh korban sebanyak 49.884 jiwa.
“Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini.
Sementara menurut, Hamdan Basyar dari Pusat Peneliti Politik (P2P), Rezim Bashar Al Assad memang sudah perlu diganti. Keberadaan dinasti Al Assad itu dinilai telah menciptakan Suriah menjadi negara otoriter yang kejam.
“Tahun 1982 ayah Bashar Al Assad pernah membantai 25.000 masyarakat sipil di kota Homs,” jelas salah satu peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini dalam seminar tersebut.
Sementara Suripto, selaku Ketua KKI berharap pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam melihat permasalahan Suriah. Gambaran Suriah dibawah pemerintahan Bashar Al Assad bagi lelaki yang merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini seperti state of terror (Negara Penuh Teror, red).
“Mirip dengan zaman Order Baru di Indonesia,” jelasnya sebagai salah satu nara sumber di seminar tersebut.
KKI yang anggota terdiri dari 30 lembaga kemanusiaan di Indonesia berjanji akan segera memberangkatkan relawan ke Suriah. Pada tanggal 23 Januari 2013, Suripto sendiri akan berangkat ke Turki untuk melakukan konsolidasi dengan lembaga – lembaga kemanusiaan international.
Keberadaan Suripto di sana tidak lain untuk membicarakan langkah-langkah bersama secara international untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi korban kekejaman rezim Bashar Al Assad yang sudah berjalan hampir dua tahun lamanya. (bilal/arrahmah.com)