AMMAN (Arrahmah.com) — Film buatan Yordania berjudul “Amira” dihentikan penayangannya setelah memicu kotroversi dan kemarahan warga Palestina. Film ini menceritakan gadis Palestina yang dilahirkan ibunya sebenarnya bukan berasal dari sperma ayahnya yang diselundupkan dari penjara Israel, melainkan sperma milik sipir Zionis.
Tak hanya dihentikan penayangannya, dilansir Middle East Eye (9/12/2021), Komisi Film Kerajaan Yordania secara resmi menarik diri pengajuan film tersebut dalam ajang Academy Awards 2022.
Film kisah fiksi ini menceritakan seorang gadis Palestina berusia 17 tahun bernama Amira, yang ayahnya ditahan sebagai narapidana di penjara Israel.
Dia dikandung setelah sperma diselundupkan keluar dari penjara secara diam-diam, sebuah praktik yang menurut kelompok pendukung tahanan Palestina telah menyebabkan kelahiran hampir 100 anak dalam sepuluh tahun terakhir.
Namun, dalam film itu, ternyata pria yang dia yakini sebagai ayahnya sebenarnya tidak berdaya, dan ibunya hamil dengan sperma seorang penjaga penjara atau sipir Israel.
Film ini ditayangkan perdana di Venice Biennale pada bulan September di mana ia memenangkan dua penghargaan. Tapi dalam beberapa hari terakhir, publik Palestina marah yang memaksa Yordania menghentikan penayangan film “Amira”.
Kementerian Kebudayaan Otoritas Palestina mengatakan: “Film itu menyalahgunakan martabat para tahanan, kepahlawanan mereka, dan perjuangan besar Palestina.” Hamas menyebutnya “ofensif.”
Um Muhannad Al-Zeben, di antara wanita pertama yang melahirkan anak dari sperma selundupan, mengatakan film itu secara efektif menceritakan sebuah “kisah Israel” karena tidak mewakili perjuangan Palestina.
Saat ini ada sekitar 4.500 warga Palestina yang ditetapkan sebagai tahanan keamanan di penjara-penjara Israel, menurut salah satu kelompok pendukung tahanan Palestina.
Mereka tetap menjadi salah satu simbol konflik yang paling kuat. Israel memandang mereka sebagai teroris yang bertanggung jawab atas berbagai serangan fatal terhadap sasaran sipil dan militer Zionis, sementara banyak orang Palestina melihat mereka sebagai pejuang kemerdekaan melawan pendudukan.
Mengumumkan penarikan dari pengajuan Academy Awards 2022, Komisi Film Kerajaan Yordania mengatakan mereka mendukung nilai artistik film tersebut dengan keyakinan bahwa film itu menyoroti penderitaan dan perlawanan tahanan serta kerinduan mereka akan kehidupan yang bermartabat meskipun hidup dalam pendudukan.
“Namun, menarik pengajuan, mengingat kontroversi besar yang diangkat oleh film dan interpretasinya oleh beberapa orang bahwa itu merugikan perjuangan Palestina dan untuk menghormati perasaan para tahanan dan keluarga mereka,” kata komisi tersebut, seperti dikutip dari CNN (11/12).
Film ini merupakan produksi bersama yang melibatkan mitra Yordania, Palestina, dan Mesir. Sutradara film Mesir, Mohamed Diab, juga membela film tersebut tetapi mengatakan pemutaran akan dihentikan sampai apa yang disebutnya “komite khusus” para tahanan dan keluarga mereka telah menonton film tersebut dan menawarkan pendapat mereka tentang apakah film tersebut harus dilarang secara permanen atau tidak. (hanoum/arrahmah.com)