LONDON (Arrahmah.id) — ‘Memories of a Massacre’, film Inggris pertama yang mendokumentasikan Tragedi pembantaian Rabaa yang terjadi pada Agustus 2013 di Kairo, ditayangkan perdana di British Academy of Film and Television Arts (Bafta) London pada Kamis (3/8/2023) waktu setempat.
Pemutaran diikuti oleh sejumlah saksi mata, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia, yang berbicara tentang ingatan mereka tentang pembantaian tersebut dan dampaknya yang bertahan lama.
“Hari ini di Mesir, ketakutan lebih buruk dari sebelumnya. Anda sebenarnya tidak bisa mengatakan langit itu biru jika negara tidak setuju bahwa itu biru,” kata panelis Dalia Fahmy, seorang profesor ilmu politik di Long Island University., seperti dikutip dari Middle East Eye (4/8).
Anggota parlemen konservatif Crispin Blunt, yang juga tampil dalam film tersebut, mengatakan tindakan militer Mesir di Rabaa “lebih buruk” daripada pembantaian di Lapangan Tiananmen Cina.
Wartawan MEE dan saksi mata Tragedi Rabaa, Khaled Shalaby, mengatakan bahwa pembantaian tersebut merupakan titik balik bagi negara yang membentuk ketakutan”.
Film ini menelusuri peristiwa di Mesir yang terjadi lebih dari satu dekade lalu dimana disana lebih dari seribu pengunjuk rasa damai dibunuh oleh pasukan keamanan Mesir. (hanoum/arrahmah.id)