JAKARTA (Arrahmah.com) – Film berjudul “Kau Adalah Aku yang Lain” terus menuai kecaman dari berbagai karena dinilai tendensius dan menyudutkan Islam dan tidak m
Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustad Fahmi Salim Zubair mengecam keras film pendek KAAL dan menyebut film tersebut sangat menyakiri kalangan Islam.
“Ini adalah film yang cukup kontroversial dan sangat menyakiti kalangan Islam. Saya menghimbau agar Polri kembali kepada jati dirinya, berada di tengah masyarakat, dan bukan menjadi alat kekuasaan,” ujar Fahmi di Jakarta, Senin (3/7/2017), sebagaimana dilansir Harian Terbit.
Dia menegaskan, umat Islam tidak akan terima jika disudutkan dengan cara apa pun.
“Kita memprotes keras panitia (penyelenggara), tim juri penilai, kemudian produser film, penulis skenario tersebut. Ini jangan sampai dibiarkan dan terus menyudutkan umat Islam. Harus diberikan pelajaran yang beradab, pelajaran yang berkeadilan,” tegas Fahmi.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan dan Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyayangkan beredarnya video atau film pendek berbau sara yang disebarkan oleh Divisi Humas Polri.
Din juga menyesalkan keterlibatan Polri dalam pembuatan atau penyebaran video/film itu. Dia mengaku mempertanyakan kredibilitas polisi sebagai aparat penegak hukum, namun justru membantu hal yang berpotensi mengganggu keamanan.
Menurut Din, video tersebut berpotensi mendeskreditkan Islam dan umat muslim dan sangat jelas menyakiti hati umat Islam. Dia menyebut video tersebut menuding bahwa umat Islam adalah agama yang intoleran.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid juga sangat menyayangkan film tersebut bisa memenangkan Festival Film Polisi 2017.
“Alih-alih ingin menghadirkan kebhinnekaan, justru film ini kembali bisa memecah persatuan bangsa,” tandas Hidayat.
Film kontrovesial yang tayang sehari sebelum lebaran di akun media sosial Divisi Humas Polri ini juga dianggap oleh banyak pihak sebagai video yang cacat karena kurang melakukan riset terhadap fakta di lapangan. Prosedur rumah sakit yang ditampilkan dalam video itu juga digugat karena dinilai tidak seusia dengan prosedur rumah sakit yang sebenarnya.
Banyak netizen yang menyayangkan kenapa video dengan kualitas seperti itu bisa memenangkan Festival Film Polisi 2017 dan mendapat kehormatan diunggah di akun media sosial resmi Divisi Humas Polri sehari jelang lebaran.
(ameera/arrahmah.com)