MANILA (Arrahmah.com) – Otoritas kafir Filipina sedang menyelidiki keterlibatan pemuda Muslim Filipina yang terlibat dalam perang tiga tahun di Suriah setelah dua warganya dilaporkan gugur dalam pertempuran di sana, ujar seorang pejabat
intelijen pada Sabtu (13/9/2014).
Seorang pejabat intelijen senior mengatakan Manila juga memantau pemuda Muslim Filipina yang telah pergi ke Suriah dan Irak dan kemudian mencoba untuk merekrut orang lain setelah mereka kembali ke rumah, lansir Al Arabiya
Filipina sendiri telah memerangi kelompok Mujahidin di selatan Filipina, Abu Sayyaf dan kaum Muslimin di sana. Sejak tahun 2002, unit pasukan khusus AS telah memberikan nasehat dan pelatihan untuk pasukan Filipina.
Ribuan pejuang dari berbagai negara telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk berperang di sisi kelompok Mujahidin yang memerangi rezim Syi’ah Nushairiyah dan pasukannya. Hal ini menciptakan ketakutan dalam benak kaum kafir dan
mendorong AS untuk menyusun resolusi Dewan keamanan PBB yang menuntut berbagai negara “mencegah dan menekan” perekrutan dan perjalanan pemuda Muslim ke Suriah.
“Ini mengganggu perkembangan yang dapat mempengaruhi situasi keamanan internal kami,” ujar pejabat intelijen Filipina yang menolak untuk disebutkan namanya kepada Reuters.
“Kami memiliki sedikit data yang berdasarkan informasi yang tersedia dari lembaga yang berbeda, termasuk Departemen Luar Negeri. Kami sekarang bertukar informasi intelijen dengan mitra asing kami sehingga kami dapat membangun data base
sendiri.”
Berdasarkan pertukaran ini, menurut klaimnya telah terjadi peningkatan bertahap pejuang asing yang menuju Suriah yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Xinjiang.
Dokumen yang dilihat oleh Reuters menunjukkan dua Muslim gugur dalam perang di Suriah pada Maret lalu.
“Salah satu dari mereka dibesarkan di Suriah dan yang lainnya adalah pemegang paspor lokal,” tambah pejabat tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)