MANILA (Arrahmah.com) – Filipina pada Selasa (3/7/2012) mengatakan penyebaran pesawat mata-mata AS, yang disarankan oleh Presiden Benigno Aquino, hanya salah satu pilihan untuk memonitor wilayah negara, seperti Cina menyerukan stabilitas di kawasan.
“Jika hal itu terjadi, maka hal itu tidak dimaksudkan untuk menjadi tindakan provokatif. Tidak ada tujuan ofensif di sini,” kata juru bicara presiden, Ricky Carandang.
Kementerian luar negeri Cina, dalam sebuah pernyataan kedutaan mengutip juru bicara Liu Weimin, meminta semua pihak untuk mempertahankan “perdamaian dan stabilitas” di Laut Cina Selatan.
“Kami telah memperhatikan laporan tersebut (mengenai pesawat mata-mata AS),” kata juru bicara kementerian Cina.
“Ini adalah harapan dari pihak Cina bahwa perdamaian dan stabilitas dapat dipertahankan dan semua pihak terkait harus melakukan hal-hal kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional,” kata pernyataan itu.
Pernyataan ini memang tidak secara langsung menyebutkan nama Filipina atau Amerika Serikat atau menyebutkan sengketa panjang hampir tiga bulan antara Cina dan Filipina akibat Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan.
Perselisihan Scarborough Shoal dimulai setelah pemerintah Cina memblokir kapal Filipina karena menangkap nelayan Cina pada 10 April.
Kedua negara telah menekan klaim masing-masing ke daerah tersebut. Sementara itu, Filipina pun terus mencari dukungan dari sekutu utama pertahanan mereka, Amerika Serikat.
Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, bahkan perairan dekat pantai negara tetangganya. Filipina mengatakan wilayah 200 mil itu sebagai zona ekonomi eksklusif. (althaf/arrahmah.com)