YOGYAKARTA (Arrahmah.com) – Feminis Lesbian penghina Nabi Irshad Manji kembali mengalami penolakan atas kehadirannya. Kali ini penolakan dilakukan oleh dua elemen Intelektual Yogyakarta. Pertama, organisasi Jamaah Shalahuddin (JS) menyatakan penolakannya terhadap kedatangan warga Kanada tersebut di Yogyakarta dan elemen kedua dilakukan oleh Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa.
Rencananya, Irshad Manji akan menjadi pembicara dalam bedah buku “Allah, Liberty, and Love”, di gedung Pascasarjana Universitas Gajah Mada sekitar 08.30 WIB Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) UGM. Acara bedah buku dibatalkan dengan alasan kondisi keamanan. Meski demikian, Irshad Manji masih dijadwalkan mengisi acara bedah buku di Universitas Islam Negeri Yogyakarta sekitar 13.00 WIB.
Jama’ah Sholahuddin menolak kehadiran Irshad stelah melakukan kajian mengenai latar belakang Irshad sebagai seorang aktifis feminisme liberal yang mengaku muslim dan secara terang-terangan bahwa dia seorang lesbian.
Tiga hal penting yang menjadi titik berat penolakan Jamaah Shalahuddin terhadap Irshad Manji. Pertama, Irshad Manji telah menodai ajaran Agama Islam dan melecehkan Nabi Muhammad SAW. Kedua, Irshad yang merupakan tokoh biseksual seakan hendak membawa Islam menghalalkan gay dan lesbian. Ketiga, dengan kedatangannya dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pemikiran dan tingkah laku masyarakat.
“Oleh karena itu kami dengan tegas menolak kedatangannya di Yogyakarta,” tulis Ketua Jamaah Shalahuddin 1433 H dalam pernyataan sikapnya, Arif Nurhayanto.
Sementara itu, Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa mengekspresikan penolakan terhadap Irshad dengan melakukan Aksi unjuk rasa.
Koordinator aksi, Syamsul Muhamad mengatakan, Irshad Manji, merupakan orang Islam yang menjelek-jelekkan agamanya sendiri. Menurutnya, Irshad Manji menodai agama dengan tulisan-tulisannya.
“Irshad Manji mendiskreditkan Alquran dan mengolok-olok nabi,” kata Syamsul Mohamad.
Sedangkan menurut salah satu anggota pengunjukrasa, Imroatul Mukhlishoh menilai, Irsyad Manji gencar mengkampanyekan serta melegalkan budaya lesbi dan homoseksual di seluruh dunia. “Irshad Manji merupakan tokoh homoseksual yang hendak membawa Islam seakan menghalalkan perilaku tersebut,” kata Imroatul.
Lebih dari itu, ia juga menilai, pemikiran Irshad Manji bertentangan dengan hukum dan budaya negara Indonesia. “Kedatangan Irsyad Manji ke Yogyakarta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pemikiran dan tingkah laku masyarakat,” tutur Imroatul.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Syabab Hizbut Tahrir Indonesia bahwa buku berjudul Allah, Liberty, and Love merupakan bencana kemanusiaan. “Buku karangan Irsyad menyebabkan kerusakan kompleks, mulai dari kerusakan moral, pikiran, agama, masyarakat hingga kerusakan generasi,” ungkap koordinator lapangan Syahab Hizbut Tahrir Indonesia, Yayan. (bilal/arrahmah.com)