ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sebuah kelompok yang menyatakan berada dibelakang aksi bom hotel Marriott Pakistan mengancam akan menambah lagi serangan-serangan bom mematikan, mereka juga memperingatkan agar Pakistan segera memutus kerjasama dengan Amerika.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan sambungan telepon seluler kepada reporter CBS, sebuah kelompok yang menamakan “Fedayeen al-Islam” atau Komando Islam mengatakan “Semua yang memfasilitasi Amerika dan NATO Kristen, seperti pemilik hotel (Haswani), mereka akan terus menerima ledakan dari kami”, kata suara itu dalam bahasa Inggris.
Pejabat Pakistan belum ada yang berkomentar tentang wawancara ini.
Kelompok itu menuntut Pakistan memutus hubungan dengan Washington dalam suatu pesan awal kelompok yang mengaku bertangungjawab pada ledakan bom dengan truk hari Sabtu di hotel Marriott Islamabad yang menewaskan 53 dan melukai 270 orang.
Sementara pemerintah Pakistan menuduh Al Qaeda atau Talibanlah yang meledakkan bom itu.
Menanggapi kemungkinan serangan lanjutan, Pemerintah Amerika mengumumkan larangan seluruh personel pemerintahnya agar tidak mengunjungi hotel-hotel utama di Islamabad, Karachi dan Peshawar, dan melarang untuk mengunjungi restoran terkenal. Kedutaan Amerika di Islamabad juga sudah mengeluarkan himbauan tersebut kepada warga Amerika yang berada atau bekerja di Pakistan.
Mujahidin sudah mendirikan suatu negara kecil yang berada di suatu wilayah kesukuan , mereka sudah memberlakukan hukum mereka sendiri. Pada hari Rabu, sebuah kelompok bernama “Peace Committee” mengeksekusi empat orang yang didakwa melakukan pembunuhan di Wana, sebuah kota di Waziristan Selatan. Kata seorang saksi Din Muhammad, para anggota kelompok itu menggunakan pengeras suara milik masjid untuk memanggil orang-orang agar berkumpul agar melihat keempat orang tersebut ditembak.[Hanin Mazaya/cbs]