MAKASSAR (Arrahmah.com) Belum dua bulan muslimah sedunia memperingati Hari Hijab Internasional (1/2/2014). Tiba-tiba beberapa pekan ini, Muslim Indonesia digegerkan oleh fenomena “jilboobs” melalui sebuah akun Facebook bertajuk serupa.
Pernahkah Anda dengar kata jilboobs?
Salah seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin mendengarnya kemarin (30/3/2014). Karena penasaran, maka ia bertanya kepada “Mbah Google”.
Innalillahi rooji’uun, ternyata itu adalah istilah yang digunakan untuk menjuluki wanita berjilbab tetapi berpakaian ketat. Sungguh sebuah penistaan terhadap muslimah.
Berdasarkan data penelusuran, “jilboobs” terdokumentasi dalam bentuk blog berisi kumpulan foto candid para wanita “jilboobers” sejak tahun 2009 dan fanpage-nya pada Facebook sejak (1/2014).
Dapat dipastikan, “jilboobs” tengah menjadi demonologi Islam (penyetanan Islam-red). Ia menjadikan Islam tampil dalam bentuk yang nista. Muslimah disuguhkan sebagai bahan tertawaan sekaligus pelecehan seksual para komentator dan blogwalker yang didominasi pria Indonesia dan Malaysia.
Rupanya dakwah perlu digiatkan kembali agar muslimah menyadari hakikat jilbab adalah menutup aurat, bukan membungkus aurat seketat-ketatnya. Na’udzubillahi mindzalik.
Saatnya semua muslim Indonesia baik secara pribadi maupun yang tergabung dalam ormas-ormas Islam menyeru dan mendesak Majelis Ulama Indonesia untuk menjatuhkan fatwa haram atas jilbab yang tidak sesuai syari’at Islam. Sebagai muslimah, keawaspadaan adalah utama, sebab boleh jadi foto anda terpampang pada salah satu situs bertajuk “jilboobs”. Astaghfirullohal adziim. (adibahasan/arrahmah.com)