DOHA (Arrahmah.id) — Komite Ijtihad dan Fatwa di bawah Persatuan Ulama Muslim Sedunia menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk membantu rakyat Gaza dengan segala kemampuan yang dimiliki. Dalam pernyataan resminya, komite menegaskan bahwa wajib hukumnya bagi umat Islam memberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan, pakaian, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya kepada warga Palestina di Gaza yang sedang menghadapi bencana kemanusiaan parah.
Komite menegaskan bahwa jika ada pemerintahan di negara-negara Muslim yang menghalangi upaya bantuan tersebut, maka “tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal yang mengandung maksiat kepada Sang Pencipta.” Dalam hal ini, membantu saudara Muslim yang tertindas lebih utama daripada menaati penguasa yang tidak membela mereka.
“Ini bukan bentuk pembangkangan terhadap waliyyul amr (penguasa), melainkan bentuk ketaatan kepada Allah yang lebih berhak ditaati, terutama dalam membela yang tertindas dan menolong sesama Muslim,” tegas Komite Fatwa.
Seruan Persatuan dan Doa untuk Gaza
Dalam kondisi yang sangat sulit ini, Komite menyerukan umat Islam agar mengesampingkan perpecahan dan sengketa, serta menjunjung tinggi persatuan barisan umat. Seruan ini ditujukan secara khusus kepada semua faksi Palestina, dan juga kepada negara-negara dan institusi-institusi di dunia Arab dan Islam.
Komite mengingatkan firman Allah Ta’ala: “Dan janganlah kalian berselisih, karena akan menyebabkan kalian gagal dan kekuatan kalian hilang lenyap” (QS. Al-Anfal: 46).
Komite juga mengajak seluruh umat Islam untuk melaksanakan Qunut Nazilah dalam salat wajib maupun sunah, baik secara terang-terangan maupun diam-diam, serta memperbanyak doa dalam segala situasi demi kemenangan dan keselamatan saudara-saudara mereka di Gaza. “Doa memiliki pengaruh yang besar dan mendalam,” ungkap mereka.
Apresiasi Bagi Para Pendukung Gaza
Komite Ijtihad dan Fatwa juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada negara, lembaga, organisasi, dan individu yang telah menunjukkan solidaritas kepada rakyat Gaza, baik dengan menolak pemindahan paksa, memberikan bantuan, menyuarakan kebenaran di hadapan dunia, maupun menerbitkan keputusan-keputusan adil dalam forum internasional.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada lembaga-lembaga keagamaan seperti Al-Azhar yang berdiri teguh membela Gaza, serta para tokoh politik dan pejabat di dunia Barat yang berani menentang proyek Zionis dan mengkritik kebijakan negara mereka sendiri. Hal ini, menurut komite, merupakan wujud dari sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. Abu Dawud dan Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad)
(Samirmusa/arrahmah.id)