JAKARTA (Arrahmah.com) – Farhan Safero tewas tertembak pada bagian leher setelah menjaga rumah kediaman Imam Besar Habib Rizieq Shihab.
Salah satu kerabat almarhum, Syarif Al-Idrus, membantah Farhan tewas tertembak saat terlibat aksi unjuk rasa di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Rabu (22/5/2019).
“Kami tidak ikut aksi di Bawaslu. Tetapi kami sedang berjaga di markas besar FPI di Petamburan. Kami menjaga rumah Habib Rizieq,” ungkap Syarif, di rumah duka di Kampung Rawa Kalong, Jalan Pramuka, RT 3/7, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, lansir VIVA.
Syarif menjelaskan, dirinya berangkat sekira pukul 12 malam dari Bekasi Timur bersama rombongan sebanyak 20 orang. Mereka menuju markas FPI unfuk menjaga rumah Habib Rizieq. Namun sekira pukul 02.00 WIB terjadi gesekan antara massa dengan aparat.
“Massa dipukul mundur. Aparat masuk ke markas (FPI) dan terjadi baku hantam,” ujarnya
Syarif mengaku tidak tahu peristiwa awal terjadinya gesekan. Namun yang jelas, kata Syarif banyak terdengar suara tembakan.
“Banyak suara tembakan bahkan ada selongsong peluru berjatuhan. Ada sekitar 15 selongsong,” ujarnya.
Ketika bentrokan pecah, dirinya berpisah dengan Farhan. Syarif baru tahu Farhan menjadi korban setelah dia menghubungi ponselnya namun bukan Farhan yang menjawab melainkan pihak rumah sakit.
Kemudian dia pun bergegas menuju rumah sakit. Dari keterangan pihak medis disebut bahwa Farhan tewas karena tertembus peluru.
“Pertama kali saya ketemu bang Farhan di Bandung mengantar ke rumahnya. Sekarang saya mengantar beliau dari rumah sakit ke rumahnya juga. Insya Allah beliau syahid,” kata Syarif.
Sementara itu, Muhammad Iqbal, sepupu Farhan, mengatakan bahwa Farhan adalah sosok yang pendiam dan santun.
Iqbal juga mengungkapkan, Farhan adalah siswa SDN 1 Mampang, kemudian melanjutkan jenjang menengah dan atas di Mts dan MI Al Muhajirin, Depok Jaya.
“Almarhum dimata masyarakat terkenal anak yang baik, alim. Kami tahu karena dia terlibat aktif di berbagai pengajian. Intinya dia sangat semangat belajar agama,” tutur Iqbal di rumah duka.
Setelah menikah, lanjutnya, Farhan pindah domisili ke Cikarang, Kabupaten Bekasi. Sebelum tewas, Farhan bekerja sebagai sopir pribadi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
“Sebelum menikah tujuh tahun lalu, almarhum tinggal di Depok, ini dia rumahya. Sejak dia dapat istri orang Cikarang, domisili dipindah ke sana,” ujar Iqbal.
Farhan meninggalkan satu istri dan dua anak, dimana salah satunya masih berusia beberapa bulan.
(ameera/arrahmah.com)