(Arrahmah.com) – Iman seorang mukmin bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Ada beberapa hal yang bisa merusak iman seseorang, baik menyebabkan berkurang atau bahkan membatalkan iman. Selain faktor internal yang berasal dari dalam diri manusia sendiri, ada faktor eksternal yang berasal dari luar yang bisa merusak keimanan seseorang. Berikut akan disebutkan hal-hal yang bisa merusak iman yang merupakan faktor eksternal.
Faktor Pertama: Godaan Setan
Setan sangat besar dan dahsyat bahayanya bagi manusia. Dia merupakan musuh yang paling keras permusuhannya kepada manusia. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوّاً إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu. Jadikanlah dia musuhmu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.“ (QS. Fathir: 6)
Allah Ta’ala memperingatkan keras tentang bahaya godan setan. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.“ (QS. An-Nur: 21)
Di antara dampak nyata bahaya setan adalah dia senantiasa berada di setiap jalan yang ditempuh manusia, baik itu berupa jalan ketaatan maupun jalan kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman tentang setan,
لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, saya akan mendatangi mereka dari muka, dari belakang mereka, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).’“ (QS. Al A’raf: 16-17)
Adapun di jalan ketaatan, maka dia akan membuat seseorang mejadi patah semangat dalam beramal dan akhirnya meninggalkannya. Sedangkan di jalan kemaksiatan, maka dia akan memotivasi dan medorong manusia untuk terus melakukannya. Ini merupakan godaan yang sangat berbahaya bagi iman seseorang.
Faktor Kedua: Dunia dengan Berbagai Bentuk Fitnahnya
Ini juga merupakan faktor berbahaya yang bisa megurangi iman seseorang. Lebih-lebih jika dunia sudah menjadi cita-cita terbesar dan puncak dari ilmu seorang hamba. Sesuai dengan kadar ketamakannya terhadap dunia dan keinginan dirinya dengan kenikmatan dunia, maka akan terasa bertambah berat pula bagi dirinya untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Allah Ta’ala memperingatkan kita dari fitnah ini dengan peringatan yang keras. Allah Ta’ala berfirman,
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megah antara kamu, serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.“ (QS. Al Hadid: 20) Ayat-ayat semisal ini banyak jumlahnya di dalam Al-Qur’an.
Ada dua perkara yang bisa membantu seorang hamba untuk meninggalkan dunia dan bersikap zuhud darinya sehingga dirinya hanya akan mencari apa yang ada di sisi Allah dan negeri akhirat:
Pertama, memperhatikan bagaimana singkatnya kehidupan dunia, yang bisa lenyap seketika dan tidak kekal. Setiap hamba pasti akan berpisah dengannya cepat atau lambat.
Kedua, memperhatikan akhirat, yang akan datang dalam waktu dekat. Inilah negeri tempat tinggal sesungguhnya, yang lebih baik dan lebih kekal daripada dunia.
Jika seorang hamba benar-benar memperhatikan dan merenungi dua hal di atas, niscaya dia akan mendapatkan keberuntungan yang besar. Dia akan berhati-hati dengan berbagi fitnah yang ada di dunia dan akan fokus mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Faktor Ketiga: Teman yang Buruk
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memperingatkan dari bahaya teman dekat yang buruk dan rusak. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, shahih)
Oleh karena itu, hendaknya seorang mukmin tidak berteman dengan seseorang, kecuali dengan pertemanannya tesebut akan membuahkan kebaikan dan kemanfaatan untuk agamanya. Dia hendaknya waspada dalam bergaul dengan siapapun.
Fudhail bin ‘Iyyadh rahimahullah mengatakan, “Seorang mukmin bukanlah orang yang suka duduk dengan siapa saja yang dia inginkan.”
Sufyan rahimahullah bekata, “Hal yang paling akan membuat rusak atau membuat baik sesorang adalah pertemanan.“
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Lihatlah seseorang dengan siapa teman dekatnya, karena tidaklah dia memilih teman kecuali dengan yang dikaguminya.“
Berhati-hatilah dalam memilah dan memilih teman bergaul. Bergaul dengan orang fasik dan orang yang gemar berbuat jelek merupakan sebab penting akan berkurang dan lemahnya iman seseorang, bahkan bisa merusak dan membatalkan iman.
Dalam masalah ini, kita temukan di zaman kita perkara yang sangat parah dampaknya, yaitu banyak anak dan remaja duduk sambil menikmati saluran satelit dan situs website sesat di internet yang dikelola oleh musuh-musuh Islam. Melalui media ini, musuh-musuh Islam bisa masuk ke dalam rumah-rumah kaum muslimin dengan membawa berbagai fitnah dan racun pemikiran serta menebar berbagai kerusakan, kekejian, dan kejahatan yang ada pada mereka. Padahal hal ini dulu tidak mampu mereka lakukan untuk bisa mempengaruhi pikiran para pemuda dan anak-anak.
Sesungguhnya ini merupakan perkara yang benar-benar bisa merusak anak-anak kaum muslimin, ketika mereka sibuk duduk di depan media yang merusak dalam waktu yang lama. Mereka melihat dan mendengar langsung dengan mata dan telinganya sendiri, yang tentunya akan berpengaruh ke dalam hatinya. Jika hal ini berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan, maka akan menyebabkan masuknya pikiran-pikiran yang merusak.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk menjaga dirinya dan rumahnya dari berbagai kerusakan melalui media ini. Hal ini merupakan bahaya yang sangat mengancam. Yang mampu menjaga hanyalah Allah Ta’ala, kemudian disertai dengan usaha preventif dari orang tua untuk melindungi anak-anaknya dari bahaya media-media tersebut. Barangsiapa yang mendapat penjagaan dari Allah, maka niscaya dia akan diberi petunjuk di atas jalan yang lurus.
Semoga bemanfaat. Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dari berbagai perkara yang bisa merusak iman.
Penulis : Adika Mianoki/muslim.or.id
(*/Arrahmah.com)