JAKARTA (Arrahmah.com) – Ini fakta terbaru jihad Aceh. Melalui sebuah blog yang direkomendasikan oleh sumber arrahmah.com dari ikhwan-ikhwan yang ditawan di Polda Metro Jaya, Sofiyan Atsaury mengeluarkan bantahan atas semua tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya. Lalu, kemana kasus ini akan bergulir selanjutnya ?
Muhammad Sofiyan Atsaury, Polisi Yang Berjihad ?
Siapakah sebenarnya Sofiyan Atsaury ? Dalam situs berlabel Tuhid wal Jihad yang baru saja muncul tersebut dikemukakan lengkap profil Sofiyan Atsaury. Sofiyan teryata dilahirkan di Puskesmas Asrama Brimob, Kelapa Dua, Depok.
“…karena bapak adalah polisi saya dibesarkan bukan dari keluarga yang fokus terhadap pendidikan islam atau keluarga yang menanamkan nilai nilai islam sejak dini sehingga kami mengenal islam hanya ketika aktif di rohis keislaman di SLTA di bilangan Jakarta – Pusat.”
Sofiyan kemudian mulai mengenal gerakan dakwah, dan mengawali di Al Ikhwanul Muslimin, sebagaimana yang disangka kuat olehnya, sebagaimana penuturannya :
“…Dari buku – buku ini saya yakin ini adalah “AL IKHWANUL MUSLIMIN” tapi kita tidak pernah dikasih tahu oleh mentor kita (murobbi) jama’ah apa kita dan ciri dari pergerakan adalah sami’na wa atho’na, itu saja.”
Mengapa Sofiyan masuk ke Kepolisian ? Menurutnya, dia ikut mendaftarkan diri ke Kepolisian karena desakan orang tua, yakni di tahun 1997. Selain itu, kakaknya, Agus Widodo sudah terlebih dahulu mengikuti pendidikan kepolisian di Lido, maka diapun mendapftar juga di polda metro jaya di Jakarta, tempat dimana dia saat ini ditahan.
Sofiyan mulai meninggalkan jama’ah lamanya yang berubah menjadi sebuah partai, yakni Partai Keadilan. Sofiyan mulai tidak cocok, meskipun dia tidak punya kapasitas memprotes kecuali diam, dengar dan taat. Apalagi dirinya berada di kepolisian.
Selepas dari Aceh, Sofiyan mendengar kejadian bom Bali dan dirinya merasa takjub, dan perubahan pun terjadi pada dirinya.
“…hebat benar orang-orang ini” dan apa motifasi dari orang ini, jelas ini sangat menarik bagi saya.” Begitu penuturannya. Sofiyan pun mulai berubah dan mulailah dia melakukan protes sedikit-sedikit kepada Murobby (mentor atau ustadz) dengan sikap ikhwah-ikhwah di parlemen ini tidak benar, tidak islami dan tidak syar’i.
Akhirnya Sofiyan mulai mengkaji kembali Islam di jama’ah yang baru, yakni jama’ah Ustadz Aman. Hanya saja, keberadaan Sofiyan dengan latar belakang polisi membuatnya dicurigai. Sofiyan menuturkan :
“…Tapi ternyata teman-teman ust Aman juga mencurigai saya hingga persoalan ini tidak selesai sampai sekarang. Dan bagi saya ini menjadi duri ketika di Jantho Aceh, wallahu ‘alam.”
“Di jama’ah yang lama (Ikhwan) saya mulai dijauhi dan di ta’zir karena tak ngaji lagi dan mulai di anggap mempunyai fikroh sesat, di jama’ah yang kiranya mau menerima saya justru di anggap intel hanya gara-gara saya masih Thogut (waktu itu belum keluar) .”
Jawaban Atas Tuduhan Selama Ini
Masih di situs yang sama, Sofyan Atsaury membuat sebuah jawaban atas tuduhan kepada dirinya selama ini, dengan judul “Jawaban Atas Tuduhan”. Di awal dia mengatakan bahwa suratnya itu dibuat dengan harapan ummat bisa melihat jernih dengan apa yang dituduhkan kepadanya yang menurutnya sebuah fitnah yang besar.
Sofiyan mengakui bahwa dirinya adalah mantan polisi, tetapi dia tidak terima kalau dirinya dituduh sebagai intel atau penyusup yang sengaja dibenamkan dalam jihad Aceh. Dia adalah polisi yang bertobat, sebagaimana penuturannya :
“…Adapun saya adalah mantan polisi adalah benar, sekali lagi mantan, saya sebetulnya adalah buah dari dakwah tauhid yang para da’i-da’i yang ikhlas serukan dan kibarkan. Saya rasa saya tidak perlu malu menyandang istilah mantan adalah fi’il madi yaitu kata kerja lampau, asal jangan saja mantan baik, dan mantan orang baik, tapi sekarang tidak baik…”
“…Saya adalah orang yang ingin bertaubat dan minta diberikan kesempatan bertaubat memperbaiki diri saya dengan amalan-amalan yang seperti dicontohkan generasi terbaik umat ini yaitu sahabat, “Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia…” (Ali Imran ayat 110), “Sebaik-baik manusia adalah generasiku (sahabat) kemudian orang-orang yang datang sesudah mereka (tabi’in) kemudian orang-orang sesudah mereka (tabiut tabi’in) (HR. Bukhari, tirmizi)à Di dalam kitab Al Umdah di halaman 24…”
Sofiyan juga menjelaskan mengapa dia akhirnya mau membuat tulisan untuk membantah semua tuduhan kepada dirinya.
“…Demi Allah, sebetulnya saya tidak terlalu peduli dengan opini dan berita yang menyudutkan saya, khusus kepada para mujahidin dan muwwahidin yang datangnya dari musuh-musuh kami, mereka berusaha membunuh karakter para pejuangNya, “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama Allah) dengan mulut (ucapan-ucapan mereka) tetapi Allah tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang musyrik membenciNya”.(Ash Shof ayat)
Sofiyan melanjutkan :
“…Saya terpaksa menulis karena desakan dari ustadz-ustadz di sijjin, malas dan capek mengomentari gonggongan dari luar dan memilih bersabar yang Insya Allah, Allah juga memberikan pahala bagi saya Insya Allah…”
Dalam penuturannya, Sofiyan menolak dikaitkan dengan JAT, JI, NII, ataupun MMI. Sofiyan lebih menganggap dirinya adalah Al Qaeda.
“…Dalam hal ini saya tidak ada urusan dengan JAT (jama,ah anshorut tauhit) JI (jama’ah islamiyah) NII (Negara islam indonesia) ataupun cabang-cabangnya, MMI (majelis Mujahidin Indonesia) atau apalah…. karena kami adalah AL-QOIDA, jadi saya jangan dikait-kaitkan dengan jama’ah yang bergerak dalam dakwah ini….”
Menariknya, Sofiyan juga menyertakan kronologis latihan Di Mako Brimob. Peristiwa latihan di Mako Brimob yang dilakukan Sofiyan inilah yang menjadi salah satu dari sekian pertanyaan besar yang akhirnya menyudutkan dirinya sebagai intel atau penyusup.
“…Adapun tentang kami latihan di kelapa dua mako Brimob adalah benar adanya, sebetulnya yang membuka atau membocorkan pertama kali latihan di Kelapa adalah akhi Mus’ab atau martunis dari Bireun ketika menyerahkan diri di Langsa (semoga Allah mengampuninya) sekitar akhir Maret 2009, sebetulnya latihan menembak di Kelapa Dua sudah diwacanakan sebelum anak-anak Aceh ke Jakarta, waktu itu Bapak Sutrisno (sudah tertangkap karena menjual senjata api untuk Aceh kepada penulis) menawarkan bahwasanya kalau mau latihan menembak bisa tapi bayar, karena menurut pak Sutrisno banyak artis atau pengusaha atau perbakin biasa main di sana karena biayanya lebih murah ketimbang di Senayan…”
Masalah mulai timbul ketika Sofiyan bersinggungan dengan FPI Aceh. Sofiyan melatih relawan FPI Aceh yang sebelumnya hendak dikirim ke Gaza membantu saudara muslim Palestina. Munculah di sini nama Yusuf Qordhowi, Ketua FPI Aceh.
“…Muktar dan Tnk Jalal bercerita kepada saya bahwa anak-anak Aceh sangat geram karena telah ditipu oleh Yusuf Al Qordhowi (semoga Allah memburukkan wajahnya) karena tidak ada kebijakan FPI untuk mengirim relawan ke Gaza, adapun pelatihan dan pengiriman ke Gaza adalah inisiatif Yusuf Qordhowi untuk bisa menggalang dana sebanyak-banyaknya di Aceh (karena hampir di tiap kota seperti Samalanga, Bireun, Banda Aceh, Lhok Semawe, Pidie diadakan sunduq (kotak infaq) untuk palestina dengan menggalang dana). Saya melarang kepada anak-anak yang akan mengeroyok Yusuf Qordhowiàketerangan ini Tnk Muktar) akan menjelaskan…”
Sofiyan juga menceritakan bagaimana mereka akhirnya latihan menembak di “Sarang Macam” mako Brimob. Sofiyan juga menceritakan bagaimana dia akhirnya ditangkap di Cilengsi sewaktu ingin menemui istri dan anaknya.
“…Kami pun tiba di sana dan latihan menembak dengan masing-masing 10 peluru dan senapan panjang jenis styer 10 peluru, dan ternyata memang benar setelah kami di sana memang saya melihat banyak warga sipil yang ikut menembak bersama kami, lihat apakah saya melibatkan FPI yang ikut latihan menembak ini dalam kasus teroris Aceh baru-baru ini…? Kecuali 1 orang yang kwalitasnya mudah menyerahkan diri seperti Mus’ab. Dan silahkan cek kepada Bpk Sutrisno dia tinggal di Depok Jl. Laut Aru, Kel Bakti Jaya Kec. Sukmajaya-Depok, tapi sekarang saya bersama dia di sini menjadi tahanan teroris di Polda Metro Jaya…”
“…Saya tertangkap tanggal 6 maret 2010 tepatnya di pertigaan Jl Raya Narogong-Cilengsi Bekasi Jawa Barat. Tertangkapnya saya di Jakarta karena ketidak sabaran saya ingin bertemu dengan anak dan istri saya waktu itu….”
Siapa Sebenarnya Yusuf Qordhowi & Mengapa Arrahmah.com Ikut Tertuduh ?
Tulisan terakhir sebagai jawaban Sofiyan atas semua tuduhan pada dirinya berjudul “Membongkar Kedok Oknum FPI (Yusuf Qardhowi-Ketua FPI Aceh. Ketika Maling Teriak Maling, Lempar Fitnah Sembunyi Diri”. Tulisan ini bisa dikatakan sebuah penjelasan Sofyan (walau diitulis oleh seseorang bernama Abdullah Al Bantani yang saat ini juga ditawan di Polda Metro Jaya) tentang siapa itu Yusuf Qordhowi, Ketua FPI Aceh. Selain itu, Sofiyan sempat menyebut beberapa media Islam, termasuk arrahmah.com ikut menyebarkan fitnah yang menurutnya sebagai isu busuk. Berikut kutipannya :
“…Wahai saudaraku, pada kesempatan ini kami menyoroti dalam peperangan bidang media sangat berkompeten sekali dalam penciptaan opini, menarik simpati bahkan lewat media bisa mencerai-beraikan kesatuan-kesatuan barisan musuh dll. Sebagaimana gencarnya thogut menyebarkan isu-isu busuk dalam menyerang mujahidin, khususnya yang ada di Indonesia mereka menyerang mujahidin Al-Qaeda serambi mekkah dengan menyebarkan fitnah bahwa keberadaan tanzhim Al-Qoida serambi mekkah hasil rekayasa Intelejen mereka yang bernama Sofyan Tsaury. Dengan tebaran isu busuk ini, tidak sedikit umat yang terprofokasi, bahkan ada sebagian dari mereka (umat) yang mudah diperalat, dengan tanpa merasa berdosa mereka ikut-ikutan menyebar fitnah ini, sebagaimana mereka beritakan, diantaranya dengan topik: “kronologis latihan militer tersangka mantan Brimob dan berita di Aceh” isu busuk ini di muat di Arrahmah.com, voa-islam.com, suara islam.com dan yang lainya yang mana mereka mengatas namakan sebagai media islam.
Bagi arrahmah.com, tuduhan ini tentu tidak benar. Arrahmah.com tidak mungkin ikut-ikutan menyebarkan isu busuk apalagi untuk menyerang mujahidin. Nau’dzu billah min dzalik! Sebagai sebuah media Islam yang khusus memberitakan berita dunia Islam dan jihad serta mujahidin seluruh dunia, maka arrahmah.com akan selalu mendukung jihad, mujahidin, serta selalu memberikan loyalitasnya kepada mereka.
Arrahmah.com sebagai media Islam juga selalu berusaha konsisten dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam dalam pemberitaan, seperti prinsip tabayyun (cek dan richek) serta berita berimbang dari dua belah fihak jika memang diantara mereka terdapat masalah.
Arrahmah.com menyadari memang tidak mudah untuk selalu konsisten menyampaikan kebenaran. Kadangkala sikap konsisten arrahmah.com disalahartikan bahkan mendapat berbagai macam tuduhan. Namun, semua itu menjadi masukan dan memotivasi arrahmah.com ke depannya untuk lebih baik lagi dalam membela ummat, khususnya mujahidin. Insya Allah!
Sebagai klarifikasi, berita yang dimuat oleh arrahmah.com pada hari Jum’at (27/8) berjudul “Kronologis Latihan Militer Tersangka Teroris di Mako Brimob dan Peristiwa Terorisasi di Aceh” adalah hasil investigasi yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (FPI), sebagaimana disampaikan anggota tim investigasi, Munarman SH dalam diskusi di FKSK oleh FUI.
Tentu saja, pemuatan berita ini tidak otomatis menjadi pandangan arrahmah.com dalam menyikapi masalah jihad Aceh, khususnya terkait tuduhan bahwa Sofiyan Atsaury adalah seorang penyusup atau intel. Arrahmah.com hanya mengutip berita dari Eramuslim.com yang ketika itu sudah memuat. Terbukti, ketika Sofiyan Atsaury diwawancarai oleh Tribunnews.com dan membantah semua tuduhan kepada dirinya, maka arrahmah.com pun segera memuat wawancara tersebut sebagai perimbangan berita. Termasuk yang paling terakhir adalah keinginan mubahalah dari kedua belah fihak. Semua ini adalah bukti sikap dan komitmen arrahmah.com untuk berlaku adil kepada ummat, khususnya mujahidin. Insya Allah!
Kembali kepada situs pengakuan Sofiyan Atsaury. Dalam situs tersebut dinyatakan bahwa Yusuf Qordhowi sebagai oknum FPI yang menjadi sumber tebaran isu dan fitnah. Berikut kutipannya :
“…Wahai saudaraku, janganlah terlalu mudah kalian diperalat, disisi lain kalian ikut-ikutan menuduh mujahidin diperalat. Jangan seperti kata pepatah Maling teriak Maling” disini kalian jadi maling. Pelajarilah dengan teliti dari mana sumber tebaran isu itu datang!! Bukankah sumber isu busuk itu dari oknum FPI, yang bernama Yusus qordowi, yang di bolow up dan disebarkan oleh Munarman. Taukah kalian siapa Yusuf Qordhowi itu…?.”
Dalam tulisan tersebut juga dibeberkan siapa Yusuf Qordhowi, yaitu :
“…Yusuf Qordowi: Membolehkan pemakaian jimat-jimat (wafaq) kepada relawan yang akan di rekrutnya, sedangkan itu merupakan kesyirikan. Penggelapan dana yang akan dikumpulkan dari umat oleh Yusuf Qordowi. Diketahuinya Yusuf Qordowi sebagai agen BAIS (TNI angkatan darat) dengan mengajak kerja sama Sofyan Tsauri, namun Sofiyan menolaknya. Didapatnya informasi tentang Yusuf Qordowi sebagai COA (informen thogut) pada zaman GAM. Ikhwah Aceh merasa ditipu oleh Yusuf qordowi yang hanya memanfaatkan isu Palestina, untuk mengexploitasi umat untuk kepentingan pribadinya dan hanya sebagai jaring-jaring thogut pemuda-pemuda yang berpahaman radikal. Dan perseteruan itu terus memanas hingga ada ungkapan-ungkapan Yusuf Qordowi, untuk melaporkan Ikhwan-ikhwan Aceh kepada kepolisian.”
Tulisan itu melanjutkan (untuk seluruh tulisan lengkap bisa diakses di alamat situs : http://tauhidnews.wordpress.com)
“…Setelah beberapa waktu di Jakarta, Ikhwan-ikhwan Aceh, tidak mendapatkan kepastian, kodarullah ALLAH ta’ala mempertemukan mereka dengan mujahidin lainnya, akhirnya digagas kembali menindak lanjuti jihad solidartas Palestina. Dengan diselenggarakan kembali i’dad di gunung jalin jantho Aceh besar dengan tdak melibatkan Yusuf qordowi pada bulan januari rabu 2010 berdatanganlah para relawan mujahidin dari berbagai daerah untuk beri’dad jihad fii sabilillah di gunung Jalin Jantho Aceh Besar. Namun kodarullah, berkat peran serta pelaporan Yusuf qordowi ke aparat kepolisian terbongkarlah kegiatan i’dad jihad di gunung jalin jantho Aceh besar, hal ini dibenarkan oleh salah seorang tim densus 88 polda Aceh berinisial CH yang bersimpati kepada mujahidin, dia membeberkan kepada kami bahwa mereka mendapat informasi pelatihan itu dari anggota BAIS (kostrad AD) yang bernama Yusuf Qordowi, wallahu a’lam bissowab…”
Mubahalah Atau Saling Memberi Bukti & Saksi
Kini, Sofiyan Tsaury sudah melayangkan ajakan kepada FPI, khususnya Yusuf Qordhawi untuk bermubahalah (6/10) menentukan siapakah yang sebenarnya intel atau penyusup. Ajakan inipun langsung disambut oleh FPI melalui kuasa hukumnya, Munarman, SH.
Tentu saja, tindakan mubahalah ini menjadi solusi terakhir dimana cara-cara syar’i yang lain gagal. Misalnya saja dengan memediasi kedua belah fihak yang saling menuduh untuk memberikan bukti-bukti dan saksi diantara mereka. Lalu dari sana bisa diputuskan, siapakah sebenarnya yang berkhianat! Karena dalam kaidah pengadilan Islam, bukti (al bayyinah) dibutuhkan atas orang-orang yang menuduh dan saksi (al yamien) diperlukan bagi orang-orang yang menyangkal atau mengingkari.
Untuk ummat Islam, semua ini hendaknya menjadi pelajaran berharga untuk langkah selanjutnya dalam memperjuangkan Izzul Islam wal Muslimin. Hendaknya mereka tetap bersatu dan menjaga ukhuwah diantara mereka dan tidak terpecah belah oleh bujuk rayu syetan sang pengganggu. Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)