(Arrahmah.com) – Foto-foto baru dan dokumen-dokumen yang selama ini hilang akhirnya ditemukan untuk menelusuri jejak masa lalu Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin “Daulah Islamiyah” atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Berbagai media timur tengah dan internasional telah merilis berita mengenai sebuah dokumen di mana pria bernama Ibrahim Awad itu pernah menjadi tahanan sipil tentara Amerika di Irak pada tahun 2004 silam, lansir Muqawamah Media pada Jum’at (20/2/2015).
Hal ini menampik klaim yang menyebutkan bahwa dia memiliki jejak historis dengan gerakan jihad sebelum bergabung ke dalam Jama’ah Daulah Islam Irak atau Islamic State of Iraq (ISI).
Dokumen militer ini mengidentifikasi bahwa Ibrahim Awad ditangkap bukan karena kasus gerakan jihad di Irak, melainkan karena alasan keamanan tertentu. Masa penahanan sipilnya berlangsung semenjak 4 Februari 2004 hingga 8 Desember 2004.
Dokumen yang sama juga menyebutkan bahwa pekerjaan Ibrahim Awad adalah sebagai seorang sekretaris (di tata keusahaan).
Ibrahim Awad Al-Badry lahir di Samara, di tepi timur Sungai Tigris Provinsi Salahud Din pada tahun 1971. Dia mengklaim dirinya sebagai keturunan Fathimah binti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan kini menobatkan dirinya sebagai “Khalifah Kaum Muslimin”.
Beberapa waktu yang lalu, pada sebuah wawancara dengan televisi lokal Yordania Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi juga sempat menyinggung latar belakang para pemimpin IS.
Syaikh Al-Maqdisi menyebutkan fakta bahwa para pemimpin IS adalah para petinggi Partai Ba’ats yang berhaluan sosialis di era Saddam Husein. Syaikh Al-Maqdisi mempertanyakan bagaimana bisa para ba’ats yang telah membunuh dan menzhalimi kaum muslimin di masa lalu kini menjadi pengambil keputusan paling utama dalam “Khilafah Islamiyah”?
(aliakram/arrahmah.com)