JAKARTA (Arrahmah.com) – Sebagai upaya untuk mencetak generasi yang mumpuni di bidang sains dan studi Islam, Majalah Gontor bekerjasama dengan Klinik MIPA (KPM) menggelar lomba matematika dan studi Islam bertajuk Fakhruddin ar-Razi Competition (FRC) di Kampus STEKPI, Kalibata, Jakarta, Sabtu (8/10/2011).
Kompetisi ini diikuti oleh sekitar 700 siswa yang berasal dari wilayah Jadebotabek, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Sukabumi, Pandeglang, Serang, Kediri, dan Jember (Jawa Timur).
Dalam kompetisi ini siswa kelas 4 sekolah dasar (SD) sampai dengan kelas 9 sekolah lanjutan tingkat pertama (SMP) diuji kemampuan dalam bidang matematika dan ilmu agama. Babak penyisihan, diadakan di Kampus STEKPI, dan babak finalnya dilaksanakan pada 15 Oktober 2011 diadakan di Kampus al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selain acara kompetisi, juga diadakan seminar bertema “Membentuk Generasi Ulama-Intelek”. Kedepannya diharapkan FRC, insya Allah akan digelar setiap tahun. Tidak hanya diselenggarakan di Jakarta, tapi juga di kota-kota lain di seluruh Indonesia secara bergilir.
Pimpinan Redaksi Majalah Gontor Adnin Armas mengungkapkan kompetisi tersebut dilatarbelakangi oleh kenyataan makin menipisnya pengetahuan agama Islam para siswa, pasalnya mereka lebih dominan mengejar pengetahuan umum ketimbang pengetahuan agama.
“Fakhruddin ar-Razi Competition (FRC) merupakan kepedulian Majalah Gontor membangkitkan kembali pengetahuan agama Islam pada diri siswa yang cerdas. Para siswa yang pandai dalam bidang pengetahuan umum dan matematika hendaknya dibekali dengan nilai-nilai dan pengetahuan agama Islam, agar mereka menjadi pribadi yang memiliki akhlakul karimah,” ungkap Adnin ketika konferensi pers.
Sementara itu Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Ir. R. Ridwan Saputra MSi, menyayangkan banyak umat Islam yang tidak concern terhadap kemampuan matematika, padahal Matematika merupakan ilmu dasar berpikir.
“Jika sudah ada dasar berpikir yang kuat bisa menambah pengetahuan baru dibidang sains. Nah, pengetahuan barunya akan berkembang ketika matematikanya bagus. Karena dalam matematika, siswa dilatih kemampuan menganalisa, eksplorasi, sehingga kemampuan penelitiannya bagus,” ujar Ridwan.
KPM memiliki visi, bahwa matematika akan meningkatkan ketakwaan. “Kami ingin membentuk orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Kalau belajar matematika, tapi tidak meningkatkan keimanan, maka derajat kita tidak naik,” tandasnya.
Saat ini KPM telah merintis pesantren matematika di Bogor. Anak-anak yang datang ke pesantren mendapatkan kesempatan belajar selama seminggu untuk belajar olimpiade matematika kearah ketakwaan dengan biaya seikhlasnya. (voaI/arrahmah.com)