JAKARTA(Arrahmah.com) – Mayoritas muslim Indonesia sunni. Pada masa 30 tahun lalu tidak pernah terdengar di bumi ini konflik sosial horizontal sunni- syiah. Konflik yang berbasis pada keyakinan ini dipicu oleh perilaku syi’ah yang menyebarkan agamanya kepada sunni. Propaganda yang dilakukan syi’ah mirip kristen. Ustadz Fahmi Salim, wasekjen MIUMI mengatakan bahwa: “Syi’ah memakai cara-cara misionaris dalam propaganda ajarannya.” Katanya kepada arrahmah.com sore ini Jum’at (31/5/2013) di Menteng, Jakarta Pusat.
Mereka menyebarkan agama kepada muslim sunni dengan memberikan sembako, pendidikan gratis layanan kesehatan dan lain-lain. Itu pula yang terjadi mereka Sampang, memurtadkan muslim, yang dalam bahasa ustadz Fahmi, “Mengkonversi orang Islam untuk menjadi Syi’ah”. Dampaknya muncullah keresahan pada muslim sunni di Sampang.
Maka mulai dari 2004 dilakukan perjanjian dan peringatan dengan melibatkan aparat pemerintah daerah agar syiah tidak boleh menyebarkan agamanya kepada umat Islam. Tapi hal ini dilanggar dan diabaikan oleh mereka. Perjanjian dan peringaan dilakukan lagi oleh para ulama sunni pada tahun 2006 syi’ah masih begitu wataknya tidak berubah, mirip zionis Israel. Eskalasi dan akumulasi dari keresahan dan kekesalan muslim Sampang akhirnya tiba di 2011, konflik pecah antara sunni-syiah. Rumah-rumah dan tempat ibadah mereka dibakar dan kaum syiah diusir dari Sampang akibat intoleransi minoritas terhadap mayoritas.
“Sikap keras ini karena ketidak jujuran syiah” demikian kata ustadz Fahmi. Sunni- syi’ah bisa berdamai kalau syi’ah tidak menyebarkan agamanya kepada muslim sunni yang mayoritas di negeri ini. Syi’ah sangat agresif mendakwahkan ajarannya memakai cara-cara misionaris. Ustadza Fahmi menambahkan, “Syi’ah melanggar larangan menyiarkan penafsiran agama yang bertentangan dengan keyakinan muslim Indonesia . Dengan alasan agama mereka masih menggunakan simbol-simbol Islam menyebarkan pemahaman-pemahaman yang bertolak belakang dengan prinsim agama Islam,” kata ustadz yang aktif di pengurus Dewan Masjid Ini.
Dari segi ajaran umat islam yang mainstream dan mayoritas di Sampang , ajaran Syi’ah jelas menyimpang dari ajaran Islam. Syi’ah memiliki doktrin-doktrin yang menyimpang dari muslim sunni mayoritas di negeri ini.”Syi’ah tiak boleh berdakwah di Indonesia, karena kulturnya berbeda, kita menghormati sahabat nabi memuliakan mereka, kita menerima ajaran hukum kita, hadits-hadits dari sahabat-sahabat yang mulia, lalu datang sekelompk orang mengata-ngatai menghina, mencaci maki bahkan mengkafirkan Abu bakar ,Umar, Aisyah.Hal inimenusuk ajaran asasinya sunni. Ini soal kehormatan, mereka mengusik sahabat yang mulia sama saja mereka mengusik Rasulullah,” begitu tegas ustadz Fahmi.
(azmuttaqin/arrahmah.com)