JAKARTA (Arrahmah.com) – Ketua Pembina Yayasan Selamatkan Anak Bangsa, Fahira Idris sangat menyayangkan jika ada orang yang mengerti agama, seperti Musdah Mulia malah mendukung bahkan mengayomi kelompok-kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transeksual). Itulah sebabnya Fahira ingin bertemu dengan Guru Besar UIN tersebut untuk menantangnya berdebat soal LGBT. Ia tak ingin ada orang yang merusak moral anak bangsa.
“Saya sudah mencoba bertemu Musdah Mulia dengan berbagai cara. Saya ingin berdialog dengan beliau namun sepertinya beliau enggan untuk menanggapi permohonan saya,” ujar Fahira kepada beberapa wartawan Muslim belum lama ini di Pondok Indah, Jakarta.
Menurut Fahira, eksisnya kelompok-kelompok LGBT, karena adanya dukungan dari pihak-pihak tertentu, termasuk tokoh yang mengaku mengerti agama. Parahnya lagi, kelompok LGBT sudah membuat buku yang sangat merusak generasi muda. Buku itu berjudul “Aku Bangga Menjadi Lesbi” terbitan kelompok LGBT dari Yayasan Ardani. Konyolnya lagi buku sampah itu dibagikan ke anak-anak SD. “Ini maksudnya apa?” tanya Fahira.
Dengan menerbitkan buku seperti itu, kelompok LGBT mulai melakukan penetrasi ke kalangan anak muda, yang intinya mereka secara halus ingin diakui eksistensinya di tengah masyarakat. “Memang isi bukunya tentang bahaya tindakan bully di sekolah, tapi secara tidak langsung kelompok LGBT ini ingin anak-anak muda mengakui keberadaan mereka,” jelas Fahira.
Dalam paparannya Fahira membantah jika apa yang dialami oleh penggiat LGBT sebagai sesuatu yang harus dimaklumi. Menurutnya mayoritas orang yang terjun dalam dunia LGBT karena penyakit dan LGBT itu sangat menular.
“Jika mereka mengklaim LGBT adalah sesuatu yang wajar dan bukan sesuatu yang harus dianggap sebagai ancaman, itu salah besar karena faktanya mereka menjadikan orang normal sebagai target dan tidak salah jika saya menyebut kalangan LGBT itu sebagai predator,” pungkas perempuan yang memiliki hobi menembak dan sekarang menjadi pembina Perbakin Jakarta ini.
Sikap kritis Fahira terhadap LGBT sampai ia dicap homophobia. Fahira juga menyayangkan jika ada tayangan TV yang menyerupai banci. “Saya berharap, Indonesia tidak melegalkan pernikahan sejenis. Saya tidak rela moral bangsa negeri ini rusak.”
(voaislam/arrahmah.com)