JAKARTA (Arrahmah.com) – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meminta pemerintah harus Jujur soal data kemiskinan di Indonesia.
“Seharusnya, langkah awal yang lebih penting dilakukan pemerintah adalah mengoreksi dengan jujur data kemiskinan,” ujarnya melalui rilis kepada wartawan, Jum’at, (11/01) seperti dilansir aktual.co.
Mantan aktifis Gerakan Pemuda Islam (GPI) ini menganggap Pemerintah seringkali melakukan akrobat data kemiskinan. Ketika standar internasional (PBB) menetapkan 2 dollar AS (18 ribu rupiah) per hari sebagai garis kemiskinan, pemerintah dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS) justru hanya menggunakan standar 7.800 rupiah.
Pemerintah sering melakukan akrobat data kemiskinan. Ketika standar internasional (PBB) menetapkan 2 dollar AS (18 ribu rupiah) per hari sebagai garis kemiskinan, pemerintah dalam hal ini BPS justru hanya menggunakan standar 7.800 rupiah?,” tambahnya.
Jika setandar BPS digunakan, angka kemiskinan akan berkisar 12 persen atau skitar 30 juta jiwa. Namun jika menggunakan standar PBB lebih dari 100 juta jiwa rakyat Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan.
“Jika standar BPS digunakan, angka kemiskinan berkisar 12 persen atau sekitar 30 juta jiwa. Tapi, kalau gunakan standar internasional, lebih 100 juta jiwa rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Lebih dari 3 kali lipat data statistik BPS. Inilah akrobat data pemerintah yang seringkali rakyat tak ketahui,” pungkasnya. (bilal/arrahmah.com)