JAKARTA (Arrahmah.com) – Isu tentang kedekatan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan NII KW 9 membuat petinggi PKS gerah juga. PKS merasa disudutkan dengan tudingan tersebut.
Sebelumnya mantan menteri NII KW 9, Imam Supriyanto, menuding PKS dekat dengan NII KW 9. PKS yang awalnya adalah PK disebutkan membawa ajaran Ikhwanul Muslimin dari Mesir yang dipelajari oleh Ketua Majelis Syura PKS Hilmi Aminuddin yang tak lain adalah putra Danu Muhammad yang menjadi panglima DI/TII wilayah Pantura.
“Danu Muhammad itu memang bapaknya Pak Hilmi, tapi tak ada masalah dengan itu. Jangan membuat pelabelan-lah. Jangan menyudutkan PKS,” pinta Ketua DPP PKS, Fachri Hamzah, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/5/2011).
Fachri menuturkan, PKS tak pernah mengusung ideologi Islam. PKS adalah partai yang menganut asas nasionalis dan religius.
“Siapa pun konsep negara agama tak ada, PKS juga sudah menegaskan itu. Tak ada negara Islam, Kristen, atau Hindu. Itu ide kampungan sekali,” paparnya.
Begitu hebatnya godaan dunia membalikkan niat partai Islam yang satu ini. Partai yang dulunya kita kenal begitu menjunjung tinggi nilai Islam, kini dengan jelas menyatakan diri bukan partai Islam melainkan partai nasionalis, serupa dengan partai sekuler lain.
Terlebih lagi statement yang mengatakan bahwa ide tentang Negara Islam adalah ide kampungan, hal tersebut sungguh disayangkan. Apakah dalam hal ini Fachri Hamzah hendak mengatakan bahwa ide yang dicontohkan oleh Rasulullah berlandas Al Qur’an adalah kampungan?
Kalau partai Islam saja sudah seperti demikian pandangannya, bagaimana kiranya pandangan partai nasionalis sekuler yang notabene pemahaman Islamnya kurang.
Kalau sudah seperti ini, masih adakah alasan bagi kaum muslimin untuk menjadikan mereka wakil dalam pemerintahan? Pemerintahan seperti apa yang kelak diharapakan dari para pemimpin yang menghina ajaran Islam sebagai “ide kampungan”?. Wallohua’lam. (rasularasy/arrahmah.com)