TEL AVIV (Arrahmah.id) – Pengadilan “Israel” pada Selasa (15/4) mengizinkan publikasi informasi penangkapan seorang pejabat tinggi dari dinas keamanan dalam negeri (“Shin Bet”) atas tuduhan membocorkan dokumen terkait penyelidikan infiltrasi kelompok sayap kanan ekstrem ke tubuh kepolisian. Kasus ini memicu kemarahan sejumlah menteri dalam pemerintahan “Israel”.
Menurut laporan penyiaran resmi “Israel”, Pengadilan Rehovot memberi izin untuk mengungkap sebagian detail kasus “agen Shin Bet yang ditangkap karena diduga membocorkan dokumen rahasia”, tanpa menyebutkan identitas pelaku.
Harian Yedioth Ahronoth menyebut agen tersebut ditahan polisi karena membocorkan informasi terkait penyelidikan Shin Bet mengenai penyusupan kelompok sayap kanan ke dalam kepolisian kepada beberapa menteri dan dua jurnalis, yakni Amit Segal dari saluran 12 dan Shirit Cohen Avitan.
Sumber dari surat kabar tersebut menyebutkan, unit penyelidikan internal kepolisian mulai menyelidiki agen Shin Bet sejak pekan lalu, karena dugaan kebocoran informasi rahasia kepada para jurnalis dan tokoh publik.
Insiden ini menjadi babak baru dalam perseteruan antara Kepala Shin Bet, Ronen Bar, dengan pemerintahan Benjamin Netanyahu, yang menuding Bar gagal dalam menangani sejumlah isu keamanan dan berupaya mencopotnya dari jabatan.
Kemurkaan Pemerintah
Menteri Warisan dari kubu ekstrem kanan, Amihai Eliyahu, yang disebut-sebut sebagai salah satu penerima informasi bocor tersebut, menyatakan bahwa agen Shin Bet itu adalah “pahlawan yang berusaha membongkar korupsi”. Ia juga menuduh Kepala Shin Bet, Ronen Bar, berupaya memata-matai dirinya.
Sementara itu, Menteri Keuangan sayap kanan ekstrem, Bezalel Smotrich, mengancam Perdana Menteri Netanyahu bahwa dirinya tidak akan menghadiri pertemuan keamanan malam itu jika Ronen Bar turut hadir.
Smotrich menyebut Bar telah gagal dalam tugasnya pada 7 Oktober 2023, dan kini mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintah.
Partai berkuasa Likud dalam pernyataannya menuduh Ronen Bar, bersama dengan Jaksa Agung Gali Baharav Miara, telah mengubah sebagian aparat Shin Bet menjadi milisi negara dalam bayangan (deep state) yang menggerogoti institusi demokratis “Israel”.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, juga menanggapi kasus ini dengan mengatakan bahwa “orang-orang dari negara dalam bayangan di ‘Israel’ telah melampaui semua batas”.
Akar Krisis
Saluran 12 mengungkap bahwa Ronen Bar sebelumnya telah memerintahkan penyelidikan atas dugaan infiltrasi kelompok ekstrem kanan berideologi Kahanisme ke dalam kepolisian. Ideologi ini diusung oleh Rabbi ekstremis Meir Kahane yang menyerukan pendirian negara Yahudi berbasis hukum Taurat, penolakan total terhadap kehadiran warga Arab, dan mendukung deportasi mereka dari wilayah “Israel”.
Penyelidikan internal itu juga menyoroti pengaruh politik dalam keputusan-keputusan keamanan, termasuk penggunaan kekuatan yang dianggap melanggar hukum.
Investigasi ini mulai bergulir sejak September tahun lalu, menyusul tindakan brutal kepolisian “Israel” di kompleks Masjid Al-Aqsha dalam rangka peringatan “kehancuran Haikal”. Kala itu, polisi—atas perintah Menteri Ben Gvir—membiarkan para pemukim ekstremis Yahudi melaksanakan ritual Talmud dan Taurat di halaman masjid, termasuk melakukan “sujud agung” di depan Kubah Shakhrah, yang jelas bertentangan dengan posisi resmi Shin Bet.
(Samirmusa/arrahmah.id)