ALEPPO (Arrahmah.com) – Evakuasi puluhan ribu pejuang oposisi dan warga sipil dari Aleppo terhenti setelah empat orang yang merupakan bagian dari konvoi tersebut dibunuh oleh pasukan pemerintah Suriah, para saksi mengatakan kepada Al Jazeera, Sabtu (17/12/2016).
Dua orang, yang merupakan bagian dari kelompok tersebut, juga mengatakan bahwa seluruh konvoi sempat tertahan.
Wartawan Al Jazeera Amro Halabi, yang melaporkan dari Aleppo timur, mengatakan bahwa pasukan keamanan menembaki para warga yang dievakuasi sebelum kemudian memaksa mereka untuk kembali ke kota yang dilanda perang.
“Mereka memaksa kami keluar dari kendaraan, memaksa kami untuk berbaring di tanah, melucuti pakaian kami dan kemudian kami mendengar tembakan,” kata salah seorang pria.
“Ketika kami mengangkat kepala, kami melihat tiga atau empat orang telah tewas.”
Pasca insiden itu, pemerintah Suriah menghentikan evakuasi yang dimulai pada hari Kamis sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata untuk memindahkan warga sipil ke provinsi Idlib yang dikuasai pejuang oposisi
Pemerintah juga menuduh pejuang oposisi mencoba menyelundupkan keluar para tahanan dan senjata berat.
Lebih dari 40 bus dan ambulans telah mengevakuasi hampir 3.000 orang dari Aleppo timur ke provinsi tetangga Idlib pada hari Kamis. Puluhan ribu orang masih terjebak di dalam wilayah Aleppo timur dan sangat takut untuk meninggalkan wilayah mereka yang terkepung itu, kata Halabi dari Al Jazeera.
“Sekarang orang-orang ketakutan dan mereka berlarian menjauh dari titik pertemuan di mana mereka seharusnya berkumpul untuk menumpang bus keluar dari kabupaten Aleppo timur yang terkepung, mereka dalam kondisi mengerikan dan shock,” katanya.
Zouhir al Shimale, seorang wartawan independen di Aleppo timur, yang ikut serta dalam konvoi evakuasi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa selain dipukuli, warga sipil juga dirampok uangnya sebelum kemudian dikirim kembali.
“Mereka membawa kami, setelah kami mencapai wilayah rezim, mereka memborgol kami, menewaskan empat orang. Kemudian kami kembali,” katanya di Twitter.
Dalam tweet lain, ia mengatakan bahwa milisi merampok semua uang milik warga yang dievakuasi sebelum kemudian memblokir mereka.
Rusia, yang mendukung pemerintah Suriah, membantah bahwa konvoi evakuasi terhenti.
(ameera/arrahmah.com)