SURIAH (Arrahmah.com) – Upaya untuk mengevakuasi warga sipil sebagai bagian dari gencatan senjata selama enam bulan di desa-desa Suriah yang bergejolak terhenti pada Sabtu (26/9/2015) ketika para demonstran memblokir rute utama, ungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia atau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), sebagaimana dilansir MEE.
“Puluhan orang memotong jalan yang akan digunakan untuk mengevakuasi warga sipil dari Fuaa dan Kafraya,” dua desa terakhir yang diduduki rezim Nushairiyah di barat laut provinsi Idlib, kata kepala SOHR, Rami Abdel Rahman.
Sebuah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi PBB untuk memasuki Fuaa, Kafraya dan Zabadani tercapai pada Kamis (24/9/2015) antara pihak yang bertikai di Suriah.
Perjanjian tersebut meliputi penarikan pejuang perlawanan dari Zabadani ke Idlib, dalam pertukaran untuk mengevakuasi 10.000 warga sipil dari Fuaa dan Kafraya.
“Evakuasi seharusnya mulai pagi ini, tetapi jadi tertunda sampai besok atau lusa,” kata Abdel Rahman kepada AFP, Sabtu (26/9).
Pemuda dari kota Saraqeb memblokir jalan yang akan digunakan Bulan Sabit Merah Suriah untuk mengawal warga sipil keluar dari Fuaa dan Kafraya dan selatan ke wilayah provinsi Hama, katanya.
“Beberapa dari mereka memprotes fakta bahwa Saraqeb tidak termasuk dalam gencatan senjata, dan yang lain memprotes gencatan senjata secara keseluruhan,” tambahnya.
Saraqeb yang dikuasai pejuang oposisi secara rutin telah dibombardir oleh pesawat militer rezim Nushairiyah Suriah.
Pada hari Sabtu (26/9) saja, sedikitnya enam serangan udara rezim telah menghantam kota, ungkap SOHR.
Di lokasi lain di Suriah, tujuh warga sipil gugur ketika pasukan rezim menembakkan rudal pada lingkungan di pusat kota Homs, Sabtu (26/9).
SOHR mengatakan sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak, dan bahwa puluhan lainnya mengalami luka-luka, innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
(banan/arrahmah.com)