Penduduk desa etnis Armenia di Nagorno-Karabakh membakar rumah mereka pada hari Sabtu sebelum melarikan diri ke Armenia pada malam menjelang tenggat waktu yang akan melihat bagian dari wilayah itu diserahkan ke Azerbaijan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Penduduk distrik Kalbajar di Azerbaijan yang dikendalikan oleh etnis Armenia selama beberapa dekade memulai eksodus massal minggu ini setelah diumumkan bahwa Azerbaijan akan mendapatkan kembali kendali pada hari ini.
“Anak-anak di Armenia menangis dan ingin kembali ke rumah, ini sangat menyedihkan,” kata seorang penduduk Kalbajar yang menangis kepada Al Jazeera.
Pertempuran antara tentara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia meletus pada akhir September dan berkecamuk selama enam minggu. Saingan bekas Soviet setuju untuk mengakhiri permusuhan awal pekan ini setelah kemajuan besar dialami oleh pasukan Azerbaijan.
Bagian penting dari kesepakatan yang ditengahi Rusia termasuk kembalinya Armenia atas Kalbajar, serta distrik Aghdam pada 20 November dan distrik Lachin pada 1 Desember, yang telah diduduki oleh orang-orang Armenia sejak perang yang menghancurkan pada 1990-an.
Rasa kehilangan yang besar
Di desa Charektar -di perbatasan dengan distrik tetangga Martakert, yang akan tetap di bawah kendali Armenia- setidaknya enam rumah tdibakar pada Sabtu pagi dengan gumpalan asap abu-abu tebal membumbung di atas lembah.
“Ini rumah saya, saya tidak bisa menyerahkannya kepada orang Turki,” demikian orang Azerbaijan sering disebut oleh orang Armenia, kata seorang penduduk sambil melemparkan papan kayu terbakar dan kain lap yang dibasahi bensin ke dalam rumah yang benar-benar kosong.
“Semua orang akan membakar rumah mereka hari ini. Kami diberi waktu sampai tengah malam untuk pergi,” katanya.
Pada hari Jumat, sedikitnya 10 rumah dibakar di dalam dan sekitar Charektar.
Al Jazeera melaporkan bahwa listrik juga telah diputus.
Sementara itu di Azerbaijan, orang-orang menyatakan “kekecewaan” pada pemandangan rumah-rumah yang terbakar di tanah yang diklaim oleh Azeri sebagai milik mereka.
“Orang Azerbaijan mengatakan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, tanah ini milik mereka, ada perasaan kecewa dan marah di Azerbaijan atas pemandangan [pembakaran rumah] yang mereka lihat,” ujar laporan reporter Al Jazeera dari ibu kota Baku.
“Mereka mengatakan orang-orang Armenia merusak sesuatu yang bukan milik mereka sejak awal,” tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.com)