EROPA (Arrahmah.com) – Otoritas Eropa dan kesehatan AS baru meninjau obat kimia berbahaya untuk penyakit Multiple Sclerosis (MS), Gilenya yang dibuat oleh Novartis setelah laporan kasus dari 11 kematian di antara para pengguna Gilenya.
Obat dengan nama generik fingolimod ini dilisensikan tahun lalu di Uni Eropa sebagai obat oral pertama untuk mengobati pasien dengan jenis yang parah dari penyakit MS.
Menurut temuan, Gilenya sementara dapat memperlambat denyut jantung tapi biasanya kembali normal setelah beberapa jam.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jum’at (20/1/2012) oleh European Medicines Agency (EMA), laporan kematian telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Gilenya bisa memicu masalah jantung setelah pasien mengambil dosis pertama mereka.
Baik lembaga Eropa dan US Food and Drug Administration (FDA) sedang mengkaji data tentang Gilenya, karena menurutnya tidak jelas bahwa apakah obat itu penyebab sebenarnya kematian yang dilaporkan.
EMA disarankan dokter di Uni Eropa untuk meningkatkan pemantauan pasien menggunakan elektrokar diogram (EKG) sebelum pengobatan dan kemudian terus-menerus selama enam jam pertama setelah itu. Mereka juga disarankan untuk mengukur tekanan darah pasien dan denyut jantung setiap jam.
Kabarnya, lebih dari 30.000 pasien dengan Mulitple Sclerosis telah mengkonsumsi Gilenya di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa sekitar 2,5 juta orang telah terkena penyakit itu di seluruh dunia.
Multiple Sclerosis adalah penyakit peradangan yang berpotensi melemahkan di mana sistem kekebalan tubuh merusak selubung pelindung yang menutupi saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Penyakit yang para medis Barat mengira sudah tidak ada pengobatan universal yang efektif.
(siraaj/arrahmah.com)