EROPA (Arrahmah.id) – Dari gelombang panas yang memecahkan rekor hingga kebakaran hutan yang menghancurkan, negara-negara di seluruh Eropa telah berjuang melawan dampak cuaca ekstrem.
Mengapa cuaca begitu panas di Eropa?
Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan bahwa bulan Juli ini dimulai dengan minggu terpanas yang pernah tercatat.
Suhu ekstrem ini terjadi setelah perubahan iklim dan El Nino -sebuah fenomena cuaca siklis yang menghangatkan Samudra Pasifik- dikombinasikan untuk menciptakan rekor bulan Juni terpanas dalam sejarah.
Eropa pekan ini juga mengalami suhu terpanas selama musim panas ini berkat apa yang disebut kubah panas yang membentang di bagian selatannya.
Sebuah antisiklon bertekanan tinggi bernama Cerberus, mulai bergerak dari selatan pada 10 Juli. Kemudian diikuti oleh Charon. Sistem cuaca tersebut membuat beberapa bagian Yunani, Spanyol dan Italia mencatat suhu di atas 45 derajat Celcius (113 derajat Fahrenheit), lansir Al Jazeera (20/7/2023).
Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa mengatakan pada Rabu (19/7) bahwa gelombang panas Samudra Atlantik yang dilaporkan pada awal Juli mungkin juga mempengaruhi cuaca panas di Eropa saat ini.
Samudra Atlantik telah mengalami peningkatan suhu di sebagian besar cekungannya, terutama di Amerika Utara dan Eropa. Gelombang panas laut dapat mempengaruhi pola sirkulasi atmosfer dan menghangatkan massa udara di atasnya.
Para ilmuwan mengatakan bahwa perubahan iklim, yang terutama dipicu oleh emisi gas rumah kaca terutama dari pembakaran bahan bakar fosil, akan menghasilkan gelombang panas yang lebih sering, parah dan berbahaya.
“Perubahan iklim di seluruh dunia meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas,” kata Akshay Deoras, seorang ilmuwan peneliti di National Centre for Atmospheric Science di University of Reading, kepada Al Jazeera.
“Secara efektif membuat gelombang panas menjadi gelombang panas yang parah.”
Apa yang dimaksud dengan antisiklon?
Siklon membawa cuaca badai, dan antisiklon adalah kebalikannya. Antisiklon adalah zona bertekanan tinggi di mana angin bergerak lebih lambat. Akibatnya, mereka biasanya dikaitkan dengan cuaca yang cerah dan hangat, tetapi mereka juga berpotensi berubah menjadi perangkap panas.
“Jika tekanan tinggi datang ke wilayah kita, dan jika tekanan tersebut hanya bergerak menjauh dalam beberapa hari, maka Anda tidak akan mengalami banyak pemanasan karena itu hanya fenomena sementara. Namun jika bertahan lebih lama, maka suhu akan meningkat,” kata Deoras.
“Itulah yang terjadi pekan lalu. Ada sebuah wilayah bertekanan tinggi yang datang dari Afrika Utara dan berlabuh di Eropa Selatan. Kemudian hilang, dan kita mendapatkannya lagi minggu ini, yang mereka sebut sebagai gelombang panas baru Charon,” tambahnya.
Hannah Cloke, seorang ilmuwan iklim dari University of Reading, menggambarkan seperti apa fenomena tersebut.
“Gelembung udara panas yang mengembang di atas Eropa Selatan telah mengubah Italia dan negara-negara di sekitarnya menjadi oven pizza raksasa,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Udara panas, yang terdorong masuk dari Afrika, sekarang tetap tinggal dengan kondisi tekanan tinggi yang berarti panas di laut, daratan, dan udara yang hangat terus meningkat,” jelas Cloke.
Negara mana saja yang paling terdampak?
Yunani, Italia, dan Spanyol adalah beberapa negara yang paling terdampak oleh gelombang panas; namun, beberapa bagian dari Prancis, Jerman, dan Polandia juga menghadapi gelombang panas yang besar.
Apa yang diperkirakan akan terjadi pada hari-hari berikutnya di Eropa Selatan?
Di Yunani, suhu diperkirakan akan mencapai 41-45C (105-113F) dalam beberapa hari ke depan. Kementerian Kebudayaan mengatakan bahwa semua situs arkeologi, termasuk Acropolis di Athena, akan ditutup mulai siang hingga pukul 17:30.
Di Italia, suhu tinggi diperkirakan akan terjadi di bagian tengah dan selatan negara ini dengan suhu tertinggi mencapai 40C (104F) di Sardinia dan 41C (105F) di Palermo. Namun, Charon diperkirakan akan melemah di bagian utara, membawa jeda dari panas.
Beberapa daerah di Spanyol juga akan mengalami kelegaan. Badai diperkirakan akan terjadi di timur laut Spanyol, sementara di bagian barat Kepulauan Canary akan terjadi hembusan angin kencang. Namun, kota-kota di bagian selatan, Sevilla dan Cordoba, diperkirakan akan mencatatkan suhu yang mencapai 38C (110F) pada Ahad. (haninmazaya/arrahmah.id)