ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin (24/8/2020) bahwa angkatan laut Turki tidak akan mundur karena Yunani “menabur kekacauan” di Laut Mediterania timur, di mana negara-negara tersebut telah mengerahkan kapal pengawal dalam konfrontasi retoris yang meningkat atas klaim sumber daya yang tumpang tindih.
“Orang-orang yang melemparkan Yunani ke depan angkatan laut Turki tidak akan mendukung mereka,” kata Erdogan setelah rapat kabinet. Dia menambahkan bahwa Yunani tidak memiliki hak untuk menyiarkan navigasi maritim dan peringatan cuaca, yang dikenal sebagai Navtex, di wilayah yang diklaim oleh Turki.
“Yunani telah mendeklarasikan Navtex-nya sendiri secara tidak sah dan dengan cara yang buruk. Dengan pendekatan ini, Yunani telah menabur kekacauan yang tidak dapat dihindarinya,” kata Erdogan.
Turki telah memperpanjang misi eksplorasi kapal survei Oruc Reis di bagian yang disengketakan di Mediterania timur hingga 27 Agustus, memicu ketegangan di wilayah tersebut. Athena menyebut survei itu ilegal.
Juru bicara pemerintah Yunani Stelios Petsas mengatakan kepada wartawan pada Senin (24/8/2020) bahwa Yunani telah mengeluarkan penasehat Navtex yang juga berakhir pada 27 Agustus.
“Yunani merespons dengan tenang dan dengan kesiapan baik di tingkat diplomatik maupun operasional. Dan dengan kepercayaan nasional ia melakukan semua yang dibutuhkan untuk mempertahankan hak kedaulatannya,” kata Pestas.
Turki dan Yunani, sekutu NATO, sangat tidak setuju atas klaim atas sumber daya hidrokarbon di wilayah tersebut berdasarkan pandangan yang bertentangan tentang sejauh mana landas kontinen mereka di perairan yang sebagian besar dihiasi dengan pulau-pulau Yunani.
Secara terpisah, kementerian pertahanan Turki mengatakan pelatihan maritim yang melibatkan kapal-kapal angkatan laut Turki dan sekutunya akan dilakukan di Mediterania timur pada 25 Agustus.
(fath/arrahmah.com)