ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan pada Ahad (26/8/2018) bahwa serangan terhadap dirinya sebenarnya bukan tentang dia, tetapi menargetkan Turki, mirip dengan upaya sebelumnya untuk menyerang Anatolia.
“Jangan lupa, Anatolia adalah sebuah tembok dan jika tembok ini runtuh, tidak akan ada lagi Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, Balkan atau Kaukasus,” kata Erdogan di provinsi tenggara Muş, sebagaimana dilansir Hurriyet Daily News.
“Jika kita menunjukkan sedikit tanda-tanda kelemahan, Anda akan melihat mereka akan datang kepada kita seperti gagak jahat. Beberapa orang yang tidak waspada di antara kita menganggap ini adalah masalah tentang saya. Tidak, masalah mereka adalah Turki. Masalahnya adalah Islam,” kata Erdogan.
“Masalahnya bukan AKP [Partai Keadilan dan Pembangunan], Ini adalah tentang Turki; Ini adalah tentang Islam, yang melambangkan nama bangsa kita. Mereka yang mengetahui Barat, tahu bahwa menjadi seorang Turki berarti menjadi seorang Muslim.”
“Turki berarti semua harapan umat Islam. Kami adalah satu-satunya negara dan bangsa yang memiliki kontak langsung dengan Barat tetapi masih dapat melindungi identitas dan kebebasannya. Inilah sebabnya mengapa masyarakat yang tertindas sangat peduli tentang Turki sehingga mereka memiliki tempat bagi kita di dalam hati dan doa mereka,” jelas Erdogan.
Erdoğan membuat komentar tersebut selama upacara untuk menandai ulang tahun ke 947 Pertempuran Manzikert (Malazgirt di Turki), di mana Turki Seljuk mendapat kemenangan atas Kekaisaran Bizantium pada 1071.
Pertempuran pada 26 Agustus 1071 menyaksikan Turki Seljuk yang dipimpin oleh Sultan Alparslan mengalahkan tentara Bizantium dan memimpin jalan bagi orang Turki untuk mendominasi Anatolia.
(ameera/arrahmah.com)