ISTANBUL (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Ahad (8/5), bahwa Turki ditinggalkan sendirian untuk memerangi ISIS.
“Mereka meninggalkan kami sendirian dalam memerangi organisasi ini yang menyakiti kita dengan kedua pelaku bom bunuh diri dan serangan di Kilis,” katanya dalam sebuah upacara penghargaan film di Istanbul.
Provinsi perbatasan Kilis telah menjadi target serangan roket ISIS sejak pertengahan Januari, yang mengakibatkan 21 orang tewas dan lebih dari 70 orang luka-luka.
“Tak satu pun dari mereka, yang telah mengatakan mereka berperang melawan organisasi teroris ISIS di Suriah, menderita kerugian ataupun ‘membayar harga mahal’ seperti yang dilakukan Turki.”
Mengacu pada serangan bom di Turki oleh ISIS dan organisasi PKK, Erdogan mengkritik ketidakpedulian dunia terhadap terorisme di Turki.
“Perbedaan antara reaksi terhadap bom yang meledak di Ankara dan Istanbul dan tindakan yang dilakukan di Paris dan Brussels, tidak lebih dari wujud ketidakadilan,” katanya.
Erdogan juga mengutuk kekejaman masyarakat internasional dalam menghadapi pengungsi dan mengkritik ketidakadilan struktur Dewan “Keamanan” PBB yang didominasi oleh anggota tetap Prancis, Inggris, Rusia, Cina, dan AS.
“Apakah ada keadilan?” tanyanya. “Tidak. Lima anggota tetap (PBB), menentukan nasib dunia. Ketidakadilan benar-benar diperkuat di sana.”
Erdogan menegaskan kembali seruannya agar dewan PBB direformasi yaitu dengan mencakup hingga 20 anggota yang mewakili setiap benua. “Mereka tidak menerima,” katanya.
Erdogan juga mengutuk tidak dilibatkannya Muslim di antara anggota tetap dewan PBB. “Tidak ada negara Islam di sana, di dunia ini ada 1,7 miliar Muslim,” katanya sebagaimana dilansir Anadolu Agency (8/5/2016). (fath/arrahmah.com)