ANKARA (Arrahmah.com) – Turki akan membahas penarikan pasukannya dari Libya jika pasukan asing lainnya pergi lebih dulu, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (9/2/2021), lansir AFP.
Pada bulan Desember, parlemen Turki mengesahkan perpanjangan 18 bulan penempatan pasukannya di Libya.
Ankara telah lama mengklaim personel bersenjata Turki hanya dikerahkan di Libya untuk melatih unit-unit yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli melawan Tentara Nasional Libya (LNA), sebuah pemerintahan saingan yang didukung oleh orang kuat militer Khalifa Haftar di wilayah Timur.
Namun, kekuatan asing dan pengawas internasional menuduh Turki melakukan intervensi militer di negara Afrika Utara dengan harapan dapat memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut.
Kehadiran Turki di Libya terkait dengan kepentingannya yang lebih luas di Mediterania timur, tempat Turki memburu gas alam di perairan sengketa yang diklaim oleh Siprus di Yunani.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau perang, juga melaporkan bahwa Turki merekrut tentara bayaran Suriah dan Somalia untuk berperang di Libya bersama GNA.
Libya telah jatuh ke dalam kekacauan sejak penggulingan diktator Muammar Qaddafi tahun 2011.
Pada Sabtu, seorang eksekutif sementara dipilih untuk memimpin Libya yang dilanda konflik hingga pemilihan umum Desember setelah satu dekade kekacauan. (haninmazaya/arrahmah.com)