ANKARA (Arrahmah.com) – Turki mungkin akan melancarkan operasi militer ke provinsi Idlib di barat laut Suriah jika situasinya tidak segera diselesaikan, Presiden Tayyip Erdogan mengatakan Jumat (31/1/2020) ketika serangan oleh pasukan rezim yang didukung Rusia meningkatkan gelombang baru pengungsi.
Pasukan Bashar Asad, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, sejak pekan lalu dengan cepat meraih kemajuan di Idlib. Mereka telah merebut belasan kota, termasuk kota kunci Maarat Al-Nu’man, lansir Zaman Alwasl.
Kampanye baru-baru ini juga meningkatkan ketegangan antara Ankara dan Moskow, yang mendukung pihak-pihak yang berselisih dalam konflik. Turki menkhawatirkan gelombang migran baru dari Idlib dan mereka memiliki 12 pos pengamatan di wilayah tersebut, bagian dari kesepakatan de-eskalasi 2018 yang menurut Erdogan dilanggar Rusia.
Berbicara di Ankara, Erdogan mengulangi bahwa Turki tidak dapat menangani gelombang baru migran. Dia mengatakan Ankara tidak akan membiarkan ancaman baru di dekat perbatasannya, bahkan jika itu berarti menggunakan kekuatan militer, seperti yang terjadi dalam tiga operasi lintas-perbatasan sebelumnya di Suriah utara.
“Kami akan melakukan apa yang diperlukan ketika seseorang mengancam wilayah kami. Kami tidak akan punya pilihan selain menempuh jalan yang sama lagi jika situasi di Idlib tidak kembali normal dengan cepat,” kata Erdogan.
Dia juga tampaknya menolak opsi operasi lain di Suriah timur laut, di mana pada Oktober Ankara menargetkan milisi YPG Kurdi Suriah yang disebutnya sebagai kelompok teroris.
“Kami tidak akan menahan diri dari melakukan apa yang perlu, termasuk menggunakan kekuatan militer,” katanya, seraya menambahkan Turki menginginkan stabilitas dan keamanan di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)