ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki akan segera menerima sistem anti-rudal S-400 sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani dengan Rusia.
Berbicara pada upacara kelulusan para pejabat non-komisioner di provinsi Balikesir di barat laut, Erdogan mengatakan bahwa Turki perlu memperoleh sistem anti-rudal S-400 Rusia dan “akan mendapatkannya segera”.
Erdogan mengatakan: “Turki mengejar kepentingannya sendiri dan berjuang untuk mencapai tujuannya sendiri dalam menghadapi upaya mereka yang mencoba membentuk negara kita dan wilayah kita sesuai dengan agenda mereka sendiri”.
“Kami tidak menyesali keputusan kami,” tambahnya.
Desember lalu, Turki mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian dengan Rusia untuk pembelian dua sistem S-400 pada awal 2020.
April ini kedua pihak menyetujui pengiriman awal sistem.
S-400 adalah sistem rudal anti-pesawat jarak jauh Rusia yang paling canggih, dengan kemampuan untuk membawa tiga jenis rudal yang mampu menghancurkan target, termasuk rudal balistik dan jelajah.
Pada Juni, Senat AS meloloskan RUU yang melarang penjualan F-35 jet ke Turki , mengutip pembelian S-400 serta penahanan Turki terhadap warga AS.
Mengacu pada kegaduhan antara AS dan Turki setelah penahanan pendeta AS, Andrew Craig Brunson, Erdogan mengatakan militer dan ekonomi Turki menjadi sasaran dengan dalih kasus Brunson.
Turki dan AS saat ini mengalami hubungan yang buruk setelah Washington memberlakukan sanksi atas penahanan Brunson, yang berada di bawah tahanan rumah di Turki atas tuduhan terorisme.
Tuduhan Brunson termasuk memata-matai PKK – yang terdaftar sebagai kelompok teroris oleh AS dan Turki – dan organisasi Fetullah Gullen, kelompok di balik upaya kudeta yang kalah di Turki Juli 2016.
Erdogan mengatakan bahwa untuk negara lain, memerangi terorisme adalah hak yang sah untuk Turki juga.
“Melawan terorisme dipandang sah untuk negara lain, namun, ketika datang ke Turki, mereka berperilaku berbeda,” katanya.
Presiden mengatakan Turki selalu setia pada janji-janjinya dalam transaksi internasional, “namun kami selalu menghadapi kemunafikan”.
Erdogan mengatakan Turki membutuhkan aliansi dengan negara lain selain negara-negara Eropa dan AS.
“Kami tahu dengan sangat baik kegiatan macam apa yang memaksa kami untuk memiliki hubungan sepihak yang dilakukan secara rahasia atau publik di seluruh dunia.”
“Ketidakstabilan dalam nilai mata uang adalah operasi terhadap negara kita,” kata Erdogan, menggunakan senjata ekonomi untuk mencapai tujuan mereka yang “mereka tidak bisa mencapai menggunakan organisasi teroris atau pengkhianat di dalam Turki”.
(fath/arrahmah.com)