ANKARA (Arrahmah.id) – Presiden Turki Tayyip Erdogan Erdogan mengatakan pada Jumat (12/7/2024) bahwa tidak mungkin bagi NATO untuk melanjutkan kemitraannya dengan “Israel”.
“Sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan di Palestina terwujud, upaya kerjasama dengan ‘Israel’ dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turki,” ujar Erdogan dalam sebuah konferensi pers di KTT NATO, seperti dilaporkan Reuters.
Turki juga melanjutkan upaya diplomatiknya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, katanya.
Erdogan juga mengatakan bahwa ia telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan untuk menemui pemimpin rezim Suriah Bashar Asad, untuk mulai memulihkan hubungan dengan Suriah.
Turki akan menyampaikan undangan kepada Asad “kapan saja” untuk pembicaraan yang memungkinkan untuk memulihkan hubungan antara kedua negara bertetangga ini, kata Erdogan pada Ahad.
Mengenai penjualan F-16 ke Turki, Erdogan mengatakan: “Saya berbicara dengan Biden. ‘Saya akan menyelesaikan masalah ini dalam 3-4 minggu’, katanya.”
Pada Maret, Senat AS mengalahkan upaya untuk menghentikan penjualan jet F-16 dan peralatan modernisasi senilai $23 miliar kepada Turki yang diizinkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden setelah Turki menyetujui Swedia bergabung dengan aliansi NATO.
Ia juga mengatakan bahwa Turki mengharapkan solidaritas dari sekutu-sekutu NATO dalam perang melawan terorisme.
“Tidak mungkin bagi kami untuk menerima hubungan bengkok yang telah dibangun oleh beberapa sekutu kami, terutama dengan PYD/YPG, perpanjangan tangan dari organisasi teroris PKK di Suriah,” katanya.
Turki mengatakan bahwa milisi YPG adalah sebuah organisasi teroris, yang terkait erat dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Sekutu-sekutu Barat Turki memasukkan PKK ke dalam daftar kelompok teroris, namun tidak memasukkan YPG. (haninmazaya/arrahmah.id)