ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan mengatakan pada Ahad (4/11/2018) bahwa Turki tidak akan mengizinkan negara lain untuk melakukan eksploitasi cadangan gas di Turki dan Perairan Siprus utara di Mediterania timur.
Mediterania timur diyakini kaya akan gas alam, dan upaya untuk menyadap sumber daya di sana telah menghidupkan kembali ketegangan antara Turki dan Yunani, yang memiliki pakta perlindungan pertahanan dengan pemerintah Siprus Yunani yang diakui secara internasional.
Turki dan Siprus memiliki klaim tumpang tindih yurisdiksi laut dan keduanya berencana untuk melakukan eksplorasi tahun ini.
Berbicara di sebuah upacara untuk menandai pengiriman korvet angkatan laut dan kapal selam, Erdogan mengatakan bahwa negara-negara yang mengira mereka dapat beroperasi di timur Laut Mediterania atau Laut Aegea tanpa persetujuan Turki adalah keliru.
“Kami tidak akan menerima upaya untuk mengekstrak sumber daya alam di negara kami, Siprus atau di Mediterania timur,” tegas Erdogan, lansir Reuters.
Bulan lalu Turki mengeluhkan bahwa kapal perang Yunani telah mencoba mengusik kapal eksplorasi Turki di bagian barat Siprus.
Invasi Turki tahun 1974 ke Pulau Siprus berhasil membuat satu pulau yang dulunya bersatu terbagi menjadi 2 bagian yang saling bermusuhan.
Setelah perang selesai Siprus terbagi menjadi 2 negara yaitu, pemerintahan yang diakui secara internasional dan mendapat dukungan penuh dari Yunani adalah Republik Siprus, sedangkan pemerintahan bayangan yang hanya diakui dan didukung penuh oleh Turki adalah Republik Turki Ciprus Utara.
Terbelahnya Siprus membuat konflik antara Turki-Yunani sering memuncak setiap saat. Kehadiran militer kedua negara di setiap sisi pulau, ikut menjadi bagian dari unjuk kekuatan dan perlindungan kepentingan setiap negara di Siprus, terutama SDA yang tersimpan di dalamnya.
(ameera/arrahmah.com)