ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pasukan Turki disebar di Irak atas permintaan Perdana Menteri Haider Al-Abadi sejak 2014.
“Tentara Turki berada di kamp Basheewa atas permintaan Haidar Al-Abadi di tahun 2014. Sekarang saya bertanya, mengapa dia diam sejak 2014,” ujar Erdogan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada Rabu (9/12/2015).
Baru-baru ini kedatangan kontingen Turki bersenjata berat di dekat garis depan dekat Mosul telah menimbulkan kontroversi terkait perang melawan ISIS. Ankara mengklaim tentaranya berada di Irak untuk melatih pasukan Irak namun Irak menyebutnya sebagai penyebaran untuk invasi.
Irak meminta NATO pada Selasa (8/12) untuk menekan anggotanya, Turki, untuk segera menarik pasukan dari Irak utara setelah Ankara mengatakan tidak akan mengerahkan lagi pasukan namun menolak untuk menarik yang sudah ada.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Erdogan juga mengatakan bahwa pemerintah Syiah Irak dan Iran mengejar kebijakan sektarian di Irak dan Suriah.
“Apa yang akan terjadi terhadap Sunni? Sunni Arab, Sunni Turkmen dan Sunni Kurdi? Apa yang akan terjadi terhadap keamanan mereka? Mereka perlu rasa aman,” ungkap Erdogan.
“Untuk waktu yang lama, terutama di wilayah Utara Irak, orang-orang telah kehilangan hak-hak mereka. Mereka membutuhkan hak mereka kembali. Banyak orang Arab di kawasan itu kehilangan hak-hak mereka. Sayangnya kami tidak bisa melihat pemerintahan adil di Irak. Itulah sebabnya mengapa orang-orang di sana begitu khawatir,” lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)